Tuesday, 27 May 2014

Burung LoveBird

Scientific classification
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Chordata
Class:
Aves
Order:
Psittaciformes
Family:
Psittacidae
Subfamily:
Psittacinae
Tribe:
Psittaculini
Genus: Agapornis

>>>Umum
Awalnya, burung lovebird dipelihara orang terutama karena keindahan warna bulunya. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan trend lomba suara burung, maka lovebird dipelihara untuk memunculkan suara-suara khas lovebird yang panjang.
Selain sebagai burung petarung di arena kicauan, lovebird juga sangat populer sebagai burung pemaster burung lain.

>>>Jenis-jenis lovebird dan penyebarannya
1.    Lovebird kepala abu-abu / lovebird madagaskar (Agapornis cana)
Ukuran tubuh panjang 14 cm, berat 25-28 gram.
Burung lovebird madagaskar jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, hijau terang pada tunggirnya dan lebih kekuningan di bagian bawahnya; kepala, leher dan dada berwarna abu-abu; di bawah sayap berwarna hitam; bulu ekor berwarna hijau; paruh berwarna abu-abu muda; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.

Lovebird madagascar
Burung lovebird madagaskar betina: Bulu kepala, leher, dada, di bawah sayap berwarna hijau.
Burung lovebird madagaskar muda: Bulu berwarna seperti dewasa, tetapi bulu burung jantan berwarna kehijauan pada tengkuknya (beberapa jantan memiliki bulu kepala dan dada berwarna hijau); paruh berwarna kuning dan terdapat bercak hitam pada pangkal paruh bagian atas.
Anak jenis: A.c cana dan A.c ablectanea
Penyebaran lovebird madagaskar: Madagaskar
Burung lovebird madagaskar merupakan jenis burung lovebird yang langka dan bukan merupakan jenis yang benyak ditangkarkan. Lovebird jantan dan betina dapat dengan mudah dibedakan dfari warna bulunya. Pada lovebird jantan bulu di kepala dan dada berwarna abu-abu pucat, sedangkan pada lovebird betina hampir seluruhnya berwrana hijau muda.
2.    Lovebird “muka merah” (Agapornis pullaria)
Agapornis pullaria jantan kri dan betina kanan
Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 43 gram.
Burung lovebird muka merah jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi dan muka berwarna merah orange; tunggir berwarna biru terang; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah oranye; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.
Burung lovebird warna merah betina: Dahi dan mukanya lebih berwarna oranye dibanding merah, di bawah sayap berwarna hijau.
Burung lovebird warna merah muda: Dahi dan muka berwarna kuning; bulu di bawah sayap berwarna hitam pada jantan dan bewarna hijau pada betina; paruh berwarna coklat kemerahan dan terdapat bercak hitam dekat pangkal paruh bagian atas.
Anak jenis: A.p. pullaria dan A.p. ugandae
Penyebaran lovebird muka merah: Afrika Tengah dan Afrrika Barat Tengah
Lovebird jenis ini sukar berkembang biak di penangkaran. Burung jantan dan betina dapat dibedakan dari warna bulu di bawah sayap. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan di bagian bawah berwarna hitam.
3. Lovebird “sayap hitam” /lovebird abisinia (Agapornis taranta).


Ukuran tubuh panjang 15-16,5 cm, berat 55-65 gram.
Burung lovebird abisinia jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi, lorus dan lingkaran mata berwarna merah; bulu terbang berwarna hitam; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah merjan tua; iris berwarna cokelat gelap; kaki abu-abu.
Burung lovebird abisinia betina: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau; bulu di bawah sayap berwarna kehijauan atau kadang-kadang berwarna hitam kecoklatan; lingkaranmata berwarna hijau.
Burung lovebird abisinia muda: Bulu berwarna seperti induk betina; paruh berwarna kuning kecoklatan.
Anak jenis: A.t taranta dan A.t nana
Penyebaran lovebird abisinia: Dataran tinggi Ethiopia
Burung jantan dan betina sangat mudah dibedakan dari warna bulunya. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan tedapat warna merah di bagian dahi dan lorus serta lingkar matanya. Warna mutasi lovebird madagaskar adalah cinnamon (coklat kekuningan).
4.  Lovebird “kerah hitam” (Agapornis swinderniana)
Ukuran tubuh lovebird “kerah hitam”: Panjang 13 cm, berat 39-41 gram.
Burung lovebird “kerah hitam” dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, sedikit lebih pucat di bagian kepala dan tubuh bagian bawah, tunggir dan bagian punggung berwarna biru, bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau, bulu ekor berwarna hijau; kerah hitam yang sempit di bagian tengkuknya, seluruh leher di bagian kerah berwarna kuning dan kadang-kadang dengan sedikit warna yang memudar; paruh berwarna hitam keabu-abuan; iris berwarna kuning; kaki berwarna kuning kehijauan sampai hitam.
Burung lovebird “kerah hitam” muda: Tidak terdapat kerah hitam atau hanya diwakili beberapa bulu hitam di setiap bagian sisi leher; paruh berwarna abu-abu muda dan pada pangkalnya ada bercak hitam; iris berwarna coklat.
Anak jenis lovebird “kerah hitam”: A.s. swinderniana, A.s. zenkeri, dan A.s. emini
Penyebaran lovebird “kerah hitam”: Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Burung lovebird “kerah hitam” sulit berkembang biak di penangkaran.
5.  Lovebird “muka salem” (Agapornis roseicollis)
Salah satu contoh lovebird muka salem / Agapornis roseicollis
Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 46-63 g.
Burung lovebird “muka salem”: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kuning di tubuh bagian bawah, bulu dahi dan di belakang mata berwarna merah, lorus, pipi, kerongkongan dan bagian atas dada berwarna merah muda; tunggir berwarna biru terang; bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau dengan sedikit warna biru, bulu ekor bagian atas berwarna hijau, bagian bawah kebiruan; paruh berwarna kuning gading; iris berwarna cokelat tua; kaki berwarna abu-abu.
Anak jenis: A.r. roseicollis dan A.r. catumbella.
Penyebaran lovebird abisinia: Afrika Barat Daya.
Jenis lovebird ini umumnya mempunyai bulu yang indah. Di antara jenis lovebird, jenis lovebird muka salem mempunyai suara yang paling keras. Kenis lovebird ini paling mudah dikembangbiakkan.
Dalam penangkaran sebaiknya diperlihara berpasangan karena tidak cocok dipelihara secara berkelompok atau digabungkan dengan jenis burung lain.
Antara burung jantan dan betina relatif sulit dibedakan. Warna mutasinya adalah lovebird albino (bulu putih, mata merah), lovebird lutino (bulu kuning, mata merah), lovebird golden cherry (bulu kuning emas sampai merah muda), lovebird pied (bercak warna), lovebird cinnamon (coklat kekuningan) dan lovebird biru.
6.  Lovebird kaca mata fischer (Agapornis fischeri)

Contoh Lovebird Agapornis fischeri

Contoh lain Lovebird Agapornis fischeri
Panjang 15 cm, berat 42-58 gram.
Burung lovebird kaca mata fischeri dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah; dahi, pipi dan kerongkongan berwarna merah oranye; bulu di bagian kepala lainnya berwarna hijau pudar; bagian atas dada dan kerah sekitar leher berwarna kuning; bagian atas ekor berwarna biru muda; bagioan bawah sayap berwarna biru dan hijau; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu muda.
Burung lovebird kaca mata fischer muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama bulu pada kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata fischeries: Tanzania.
Lovebird kaca mata fischer termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata fischer adalah lovebird kaca mata fischer biru dan lovebird kaca mata fischer kuning. Persilangan antara lovebird kaca mata fischer dengan lovebird kaca mata nyasa menghasilkan warna mutasi lutino dan albino.
7.  Lovebird kaca mata topeng (Agapornis personata)
Panjang 14,5 cm, berat 43-47 gram.
Burung lovebird kaca mata topeng dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau; lebihdahi, lorus, ubun-ubun, dan pipi bagian depan berwarna hitam kecoklatan; bulu di bagian kepala lainnya berwarna kehitam-hitaman pudar; kerongkongan berwarna oraney kemerahan; bagin atas dada dan kerah di sekeliling leher berwarna kuning; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu.
Burung lovebird kaca mata topeng yang masih muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama pada bagian kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata topeng: Tanzania Utara dan Tengah.
Lovebird kaca mata topneg termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata topneg adalah lovebird kaca mata topeng warna biru.
8.  Burung lovebird kacamata nyasa (Agapornis lilianae)

Contoh lovebird kacamata nyasa atau Agapornis lilianae (Foto: AfricanLovebirdSociety.com)
Panjang 13,5 cm, berat 28-37 gram.
Burung lovebird kaca mata nyasa dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan kerongkongan berwarna merah oranye dan menjadi warna merah muda kekuning-kuningan pada bagian mahkota, lorus, pipi dan bagian atas dada; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat kemerahan tua; kaki berwarna coklat keabu-abuan.
Burung lovebird kaca mata nyasa muda: Bulu pada pipi berwarna kehitaman; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.
Penyebaran lovebird kaca mata nyasa: Tanzania, Zanzobar bagian utara, Malawi bagian timur, dan Moaambik bagian barat laut.
Lovebird kaca mata nyasa dapat dipelihara secara berkelompok. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.
Warna mutasi lovebird kaca mata nyasa adalah lovebird kaca mata nyasa lutino (lovebird lutino).
9. Burung lovebird kacamata pipi hitam (Agapornis nigrigenis)

Gambar lovebird kacamata pipi hitam Agapornis nigrigenis
Panjang 13,5 cm, berat 36-52 gram.
Burung lovebird kaca mata pipi hitam dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan ubun-ubun depan berwarna coklat kemerahan; ubun-ubun belakang dan tengkuk berwarna hijau kekuningan tua; lorus, kerongkongan, dan pipi berwarna hitam kecoklatan, bagian atas dada berwarna merah oranye pucat; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat; kaki berwarna coklat keabu-abuan.
Burung lovebird kaca mata pipi hitam muda serupa dengan burung dewasa; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam; iris berwarna cokelat muda.
Penyebaran lovebird kaca mata pipi hitam: Zambia bagian barat daya dan Zimbabwe bagian barat laut.
Lovebird kaca mata pipi hitam secara umum sulit didapat di pasaran karena burung ini sudah dibatasi untuk tujuan ekspor dari negara asalnya. Burung ini bisa dipelihara secara berkelompok bahkan dicampur dengan burung lain.
Warna mutasi lovebird kaca mata pipi htam adalah lovebird kaca mata pipi hitam kuning (lovebird kuning).

>>>Ciri jantan dan betina lovebird
Membedakan jenis kelamin lovebird termasuk pekerjaan gampang-gampang susah. Gampang untuk jenis-jenis tertentu tetapi susah untuk jenis lainnya, apalagi kalau masih anakan. Untuk membedakan jenis kelamin lovebird bisa digunakan cara sederhana sampai yang ilmiah.
Berikut ini adalah serba-serbi mengani perbendaan lovebird jantan dan lovebird betina yang saya ambil dari tulisan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku berjudul Lovebird terbitan Penebar Swadaya.
A. Berdasarkan penampilan luar.
Menurut Siti Nuramaliati, berdasar tingkat kesulitan untuk membedakan jenis kelamin lovebird (dan burung secara umum) maka dapat dibedakan 3 kelompok lovebird. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok dimorfik (jenis kelaminnya sangat jelas dapar dibedakan), kelompok intermediate (jenis kelaminnya agak sulit dibedakan dari penampilan burung), dan kelompok lovebird kacamata (perbedaan jenis kelaminnya tidak konsisten). Namun secara umum pada banyak jenis lovebird relatif mudah dibedakan jenis kelaminnya dengan melihat pada penampilan luarnya.
a. Kelompok lovebird dimorfik Beberapa jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok dimorfik di antaranya lovebird abisinia, lovebird madagaskar dan lovebird muka merah.
    1. Lovebird abisinia (Agapornis taranta) – Lovebird jantan berat badan 65 gram, dahi berwarna merah. – Lovebird betina berat badan 55 gram, dahi berwarna hijau.
    2. Lovebird madagaskar (Agapornis cana) – Tidak ada perbedaan berat badan antara lovebird jantan dan lovebird betina. – Lovebird jantan kepala dan leher berwarna abu-abu – Lovebird betina bulu tubuh keseluruhannya berwarna hijau
    3. Lovebird muka merah (Agapornis pullaria) – Lovebird jantan: dahi dan muka berwarna merah-oranye, tunggir (bulu di atas pantat, di bawah ujung lipatan sayap) berwarna biru muda, bulu terbang dan bagian bawah bulu sayap berwarna hitam. – Lovebird betina dahi dan muka lebih didominasi warna oranye dibandingkan warna merah, bagian bulu penutup sayap berwarna hijau dan di tepi sayap berwarna kekuningan.
b. Kelompok intermediate Dua jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok intermediate adalah lovebird black collared dan lovebird muka salem.
Lovebird black collared (Agapornis swinderniana) Lovebird jantan dan betina sangat sulit dibedakan dan tampak serupa dalam penampilan luarnya. 2. Lovebird jantan dan betina serupa dalam penampilannya, meskipun pada umumnya lovebird betina mempunyai bulu di bagian kepala dengan warna yang lebih pucat.
c. Kelompok lovebird kacamata Empat jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok lovebird kacamata adalah lovebird nyasa (Agapornis lilianae), lovebird pipi hitam (Agapornis nigrigenis), lovebird topeng (Agapornis personata), lovebird fischer (Agapornis ficheri).
Keempat jenis lovebird ini sangat sulit dibedakan antara jantan dan betina. Meskipun demikian ada sedikit perbedaan berat badan antara jantan dan betinanya. Satu keunikan dari lovebird kelompok kacamata adalah pada saat menjelang musim berkembangbiak burung betina akan membawa bahan sarang di bawah bulu tunggir dan bulu punggung bagian bawah.
B. Membedakan jenis kelamin tidak berdasarkan penampilan luar.
Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya berdasarkan penampilan luarnya yang spesifik maka akan sulit untuk membedakan lovebird jantan dan lovebird betina. Pada kejadian ini makan ada beberapa cara untuk digunakan memnedakan lovebird jantan dan lovebird betina.
  1. Bentuk tubuh. Lovebird betina cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat. Namun kriteria ini tidak mutlak sifatnya.
  2. Warna Lovebird jantan mempunyai warna yang lebuh terang dari lovebird betina. Meskipun demikian hal itu tidak selalu benar karena warna bulu juga tergantung pada makanan, iklim, dan variasi geografis.
  3. Cara bertengger Lovebird betina bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar dibandingkan lovebird jantan.
  4. Bentuk ekor Lovebird betina mempunyai ekor dengan bentuk lebih rata dibandingkan pada ekor lovebird jantan yang berbentuk agak meruncing. 
  5. Membangun sarang Kegiatan membangung sarang lebih intensif dilakukan oleh lovebird betina ketimbang jantan. Lovebird menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan batang yang lebih tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird betina. Namu hal ini juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang juga aktif mengumpulkan bahan sarang.
  6. Perabaan pada tulang pubis (supit urang). Lovebird memiliki dua tulang pubis (supit urang) pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis lovebird betina menjadi lebih elastic dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormone. Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada lovebird jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan ini hanya dapat digunakan bila kegiatan seksual lovebird betina dengan aktif. 
  7. Pemeriksaan dengan alat laparoscopy Untuk mengetahui jenis kelamin lovebird juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat laparoscopy. Lovebird yang akan diperiksa jenis kelaminnya harus dibius dulu. Setelah itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian yang dioperasi itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya ovary (indung telur). Jika ada ovari maka lovebird tersebut dipastikan betina. Cara ini hanya bisa dilakukan jika burung sudah dewasa.
  8. Pemeriksaan DNA Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin lovebird adalah dengan menguji DNA yang dapat diperoleh dari darah atau bulu burung. Setelah DNA diekstrak dengan larutan tertentu dan proses lebih lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid. Apabila dalam foto tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat dipastikan berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu bias dipastikan jantan.Cara ini dianggap lebih cepat dan hasilnya lebih akurat. Namun biaya uji DNA sangat mahal. Selain itu di Indonesia belum banyak laboratorium yang menawarkan jasanyan untuk memeriksa jenis kelamin burung dengan uji DNA.


Perbedaan jantan berina berdasar bukaan kaki

   

Perbedan jantan dan betina dari bentuk ekor
 
Pasangan sejenis juga bercumbu
Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk tubuh dan warna bulunya sering terjadi kesulitan untuk memperoleh pasangan yang sesuai,.
Sering terlihat dua ekor jantan berperilaku seperti pasangan lovebird yang berlainan jenis. Hal yang sama juga terjadi pada dua lovebird betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina ini apabila bertelur maka jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang normal, tetapi telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika dierami.
Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.
Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan untuk menarik perhatian si jantan.
Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar dengan paruh yang lebih runcing.

>>>Cara memilih burung lovebird
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung lovebird:
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar, panjang dan terlihat kokoh.
  • Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
  • Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor.

>>>Cara perawatan
Sangkar:
Lovebird sebaiknya ditempatkan di sangkar yang terbuat dari logam, berbentuk bulat atau kota. Untuk sangkar bulat, diameter antara 30-40 cm, sedangkan kotak ukuran 25 x 35 x 40 cm dengan diberi tangkringan berdiameter 1 cm dari kayu kasar tetapi tidak runcing, seperti kayu asam misalnya. Tangkringan dari kayu akan sering perlu diganti karena lovebird suka mengigit-gigit tangkringan. Untuk referensi logam yang digunakan untuk kandang lovebird, pilih yang tidak beracun.
Berbagai kasus burung yang keracunan logam dilaporkan dalam Journal of Avian Medicine & Surgery, sebagaimana ditulis di multiscope (Hot Spot for Birds). Sekadar untuk pengetahuan Anda, berikut ini sejumlah logam yang berbahaya dan tidak berbahaya bagi burung, yang biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan sangkar, wadah air dan pakan, kandang dan sebagainya:
1.    Kuningan
Kuningan merupakan logam campuran antara tembaga dan seng. Kedua logam ini berpotensi membuat burung keracunan.
Jika ada kuningan pada sangkar burung-burung kecil barangkali tidak masalah karena mereka tidak mungkin bisa mematuki logam itu sampai mengelupas. Tetapi untuk burung berparuh kuat, seperti lovebird, nuri, betet dan sebagainya, maka logam ini bisa mereka gerogoti. Maka hindarkan kuningan dari mereka.
Journal of Avian Medicine & Surgery melaporkan adanya burung makau yang hampir mati karena keracunan seng. Pasalnya dia mengunyah-ngunyah tiga gerendel kuningan dan juga menggerogoti kandang kawat krom (krom juga mengandung seng).
2.    Timah
Timah juga sangat beracun untuk burung. Termasuk barang yang mengandung timah ini antara lain adalah tutup kaleng, bandul pancing, pemberat korden, koil tutup sampanye, timah pateri, koil soldir, lempengan dalam batu baterai, sejumlah mainan anak dan lain sebagainya.
3.    Tembaga
Tembaga juga berpotensi meracuni burung walaupun kadar racun dari logam ini sangat sedikit. Makanan yang mengandung asam yang disimpan dalam wadah tembaga bisa jadi terkontaminasi tembaga. Demikian pula saluran atau wadah air yang terbuat dari tembaga, berpotensi mencemari air yang mengalir atau berada di dalamnya. Kalau mau menggunakan wadah tembaga untuk burung, sebaiknya masukkan air ke dalamnya tidak dalam kondisi panas. Tuangkan jika sudah dingin baru diberikan ke burung. Dan bukan didinginkan di dalam wadah tersebut.
4.  Kawat (yang non-galvanil), baja serta besi (yang tidak dilapisi cat anti karat) tidak beracun untuk burung.
5.  Seng
Seng sangat beracun untuk burung. Termasuk di sini adalah kandang burung atau ram yang terbuat dari galvanil, klip atau steples, kunci-kunci mainan anak, paku, pipa ledeng, krom, beberapa cat anti karat, dan beberapa wadah shampo atau wadah kosmetika.
Pakan:
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung lovebird adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk burung lovebird
  • Bijian Mix. Kita dapat memberikan biji-bijian yang telah dicampur yang banyak dijual dipasaran sebagai pakan utamanya.
  • Sayuran segar. Burung lovebird sangat menggemari sayuran segar seperti: Kangkung, Sawi Putih, Jagung Muda dan sayuran lainnya.
  • Asinan. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, burung ini membutuhkan asupan kalsium tambahan. Dapat diberikan tulang sotong untuk melengkapi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan.
  • Extra Fooding. Biji bunga Matahari, biji Kedelai, biji Kacang Merah dan bijiK acang Hijau sangat digemari oleh burung ini untuk melengkapi kebutuhan vitamin, protein dan menaikkan suhu tubuh serta meningkatkan sistem metabolisme didalam tubuhnya.
Perawatan harian dan setelan harian
Perawatan harian untuk burung lovebird relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung lovebird:
  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung)
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Pakan dan Air Minum.
  • Berikan Sayuran segar atau Buah.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 30-60 menit/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung dikelompokkan agar dapat melihat burung sejenis.
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung lovebird lain.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
    Kontrol Pakan, Air Minum, Sayuran segar.
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
Variasi pemberian sayuran segar dan Extra Fooding kunci keberhasilan dalam perawatan burung lovebird.
-       Asinan harus selalu tersedia didalam sangkar.
-       Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
-       Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan apabila burung lovebird over birahi
-       Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
-       Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 15 menit/hari saja
-       Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama
Penanganan burung lovebird kondisi drop
-       Penanganan apabila burung lovebird kondisinya drop
-       Perbanyak pemberian Sayuran segar dan Extra Fooding
-       Mandi dibuat 2 hari sekali saja
-       Lamanya penjemuran ditambah menjadi 60 menit/hari

>>>PENANGANAN LOVEBIRD UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung lovebird:
-       H-3 sebelum lomba, tambahkan bijian Extra Fooding pada campuran pakan bijiannya.
-       H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 20 menit saja.
-       1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan Kangkung segar.
Penting
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung lovebird lain.
Perawatan dan setelan burung lovebird pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan pasca lomba untuk burung lovebird:
-       Perawatan dan stelan pakan dikembalikan ke setelan harian.
-       Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
-       Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

>>>Perawatan dan setelan lovebird mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit – Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
  • BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
  • Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
  • Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
  • Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Pola prawatan masa mabung:
Berikut ini pola perawatan masa mabung:
  • Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
  •  Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
  • Pemberian porsi pakan tambahan diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Tambahkan biji-bijian bunga Matahari, Biji Kacang Hijau, dan variasikan pemberian sayuran segar dan buah.
  • Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

>>>PENANGKARAN LOVEBIRD
Lovebird selain memiliki warna bulu yang cantik alami, juga bisa menjadi penyanyi yang menghibur Anda dan keluarga di rumah. Tidak heran jika popularitas lovebird sepanjang tahun lalu meroket, mengimbangi murai batu, dan tahun ini diprediksi bakal menjadi masa kejayaan lovebird. Luasnya peluang mutasi warna membuat para penangkar seperti berlomba mencetak strain / varian lovebird terbaru, bahkan sudah ada yang mengkombinasikan kualitas warna dan kualitas suara, misalnya ngekek panjang. Berminat menjadi penangkar lovebird? Berikut ini tujuh bekal yang mesti digembol agar bisa menjadi penangkar sukses.

Memang tidak mudah untuk menjadi penangkar lovebird yang sukses. Sebab ketujuh bekal ini mesti Anda miliki sekaligus, sehingga tidak lagi mengandalkan trial and error, yang salah-salah malah bisa menguras isi dompet Anda. Ketujuh bekal tersebut meliputi :
-       Pemahaman ilmu genetika
-       Seleksi induk jantan dan betina
-       Manajemen perkandangan
-       Manajemen reproduksi
-       Manajemen pakan
-       Manajemen kesehatan
-       Problem penangkaran lovebird
1.    Pemahaman ilmu genetika
Beternak burung eksotik seperti lovebird jelas berbeda dari burung berkicau pada umumnya. Sebab daya tarik burung ini bukan sekadar suaranya, melainkan juga bulunya yang warna-warni. Sebagaimana gelatik jawa dan gould amadine, ada ruang terbuka lebar untuk Anda melakukan berbagai kemungkinan mutasi warna pada burung lovebird.
Mutasi warna hanya bisa Anda lakukan secara sadar, melalui perencanaan awal, bukan sekadar mengikuti apa yang sudah dilakukan penangkar lain. Karena itu, setiap penangkar lovebird idealnya menguasai ilmu genetika burung. Kalau pun tidak menguasai, setidaknya memahami ilmu pewarisan gen tersebut.
Banyak faktor yang menentukan dalam menghasilkan lovebird dengan mutasi warna tertentu. Ada yang disebut dark factor (faktor gelap), dillute (melunturkan warna pasangannya), single factor (faktor tunggal), dual factor (faktor ganda), mutasi resesif, mutasi dominan, mutasi rangkai kelamin, split, dan sebagainya.
Untungnya kita hidup di rezim internet. Informasi begitu mudah diperoleh, meski kita mesti memilah mana informasi yang benar dan asal-asalan. Untuk belajar ilmu genetika, khususnya mutasi warna pada lovebird, silakan mampir ke  africanlovebirdsociety.com/genetics/index.html, atau bisa juga dari sumber lain yang bisa dipercaya.
2. Seleksi induk jantan dan betina

Sekarang kita fokus ke seleksi induk secara umum, dengan menitikberatkan pada kondisi fisik, dan untuk sementara kita kesampingkan dulu aspek warna :
  • Burung harus dalam keadaan sehat, dan tidak memiliki cacat di bagian tubuhnya. Burung sehat ditandai dengan gerakan yang lincah, tidak nyekukruk, dan nafsu makannya bagus. Bola matanya besar, bersih, dan bersinar.
  • Kepala besar, yang menandakan burung tersebut mempunyai mental tempur yang baik.
  • Pangkal paruhnya lebar, tebal, besar, panjang, dan terlihat kokoh.
  • Postur badan sedang, dengan panjang leher, badan, ekor, dan kaki yang serasi. Jangan memilih burung  yang berleher dan berbadan pendek.
  • Bagian dadanya lebar, sayap mengepit rapat, dan kaki mencengkram kuat.
  • Pilihlah lovebird dengan kaki besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Leher panjang padat berisi, yang menandakan power suaranya maksimal.
Umur ideal indukan
Dalam seleksi indukan, perlu juga kita mengetahi umur burung. Umur ideal lovebird yang siap ditangkarkan adalah 7-8 bulan, meski burung betina sudah bisa bertelur pada umur 5-6 bulan. Induk terlalu muda biasanya belum berpengalaman, bahkan organ reproduksinya belum sempurna, sehingga banyak kasus telur tak mau keluar, infertil, telur yang ditinggalkan induknya, daya tetas rendah, piyik mati di dalam telur, atau mati begitu menetas.
Secara teoritis, lovebird masih bisa bertelur hingga umur 5 tahun atau lebih. Tapi karena bisnis Anda adalah berjualan anakan lovebird, baik masih muda maupun dewasa, maka kualitas anakan mesti dijaga sungguh-sungguh dalam rangka membangun kepercayaan pelanggan. Karena itulah, umur reproduksi burung perlu dibatasi hingga 3-4 tahun saja, sehingga anak yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya.
Indukan standar atau hasil mutasi?
Untuk memilih dan membeli induk lovebird dengan warna tertentu, semuanya tergantung dari keinginan dan kemampuan finansial masing-masing. Apalagi sekarang ini sudah banyak lovebird yang mengalami mutasi warna yang menarik, mulai dari yang polos seperti albino, lutino, hingga yang berwarna-warni dengan harga yang jauh lebih mahal daripada lovebird standar, misalnya peachface lovebird yang dominan hijau.
Di sini Anda bisa memutuskan sejak awal, apakah membeli beberapa calon induk yang standar sehingga bisa dikawinsilangkan untuk menghasilkan mutasi warna tertentu. Pilihan ini bisa menghemat biaya, namun dengan persyaratan berat: menguasai atau memahami ilmu genetika.
Sebaliknya, jika memilih membeli lovebird yang sudah mengalami mutasi warna, tetapi tanpa dibekali ilmu genetika yang memadai, banyak keturunan / filial pertama (F1) yang lahir dengan warna yang tidak diduga-duga. Ini karena kita sekadar trial and error, tidak membuat perencanaan mau mencetak warna apa. Tidak semua hasil trial and error jelek, bahkan terkadang bisa sangat menari, tetapi kalau perbandingan antara yang bagus dan jelek sekitar 10 : 90, misalnya, Anda pasti akan mengalami kerugian.
Anakan yang jelek tidak bisa dijual, sedangkan anakan yang bagus harus dijual mahal untuk menutupi kerugian akibat F1 yang jelek tersebut. Padahal, Anda mesti bersaing soal harga dengan para penangkar lainnya. Jadi, jangan segan-segan untuk belajar ilmu genetika, meski hanya dalam tataran praktis dan mencakup lovebird saja.
Fokus ke warna, suara, atau keduanya?
Pilihan ini juga tergantung kepada tujuan usaha penangkaran Anda. Apakah sekadar ingin menjual burung muda dengan kualitas standar, atau ingin menjual burung muda / dewasa yang potensi suaranya berkualitas jawara. Apakah Anda ingin menjadi penangkar biasa, atau dikenal sebagai pencetak lovebird jawara.
Ya, semua ini tergantung dari orientasi usaha masing-masing. Untuk langkah awal, penangkar pemula lebih disarankan menekuni orientasi pertama dulu: menjual burung muda dengan kualitas standar. Kelak, apabila sudah mahir, baru memasuki orientasi kedua, sebagai pencetak lovebird jawara, sebagaimana dialami Om Dwi Wahyudi (DT Bird Farm Jogja), yang sejumlah produk tangkarannya moncer di berbagai lomba.
Saat ini banyak penangkar yang mencari indukan jawara, misalnya indukan yang mempunyai suara ngekek panjang, dengan harapan bisa menurun pada keturunannya.Sebenarnya suara ngekek panjang bisa dilatih, sehingga bukan merupakan sifat yang diwariskan kepada keturunannya. Namun khusus volume (keras dan lirih), sebagian besar merupakan sifat atau karakter dasar lovebird yang diperoleh dari salah satu atau kedua induknya.
Berbeda dari sebagian besar burung berkicau, lovebird betina pun bisa memiliki kicauan bagus dan sering dilombakan, bahkan banyak juga yang menang. Dengan demikian, pola pewarisan gen pada unggas yang umumnya bersifat criss-cross inheritance (F1 betina lebih banyak mewarisi sifat bapaknya, dan F1 jantan lebih banyak mewarisi sifat ibunya) boleh diabaikan. Artinya, baik betina maupun jantan yang punya darah jawara bisa menghasilkan anakan berkualitas pula, tidak peduli apakah anakan itu jantan atau betina.
3.   Manajemen perkandangan
Ketika Anda memutuskan ingin menjadi penangkar lovebird, maka saat itu juga harus ditanamkan pada diri sendiri bahwa Anda menjadi tulang-punggung semua kebutuhan lovebird, mulai dari penyediaan kandang yang nyaman, pakan berkualitas, hingga pencegahan dan pengobatan penyakit. Dan, semua kegiatan mesti dilakukan di dalam kandang, termasuk istirahat, tidur, makan, dan aktivitas lainnya.
Kesadaran seperti itu akan membuat Anda untuk selalu memperhatikan manajemen perkandangan dengan sebaik-baiknya, dimulai dari penentuan lokasi kandang, desain / konstruksi kandang, penyediaan kandang karantina bagi burung yang sakit, dan sebagainya.
Beberapa persyaratan yang mesti diperhatikan dalam penentuan lokasi kandang penangkaran antara lain :
  • Usahakan lokasinya nyaman dan tenang, dalam arti tidak terlalu bising oleh suara kendaraan bermotor, mesin bengkel, pabrik, dan polusi suara lainnya.
  • Lokasi bersih dari polusi udara berlebihan. Misal, jangan dekat pabrik batu bata yang proses produksinya selalu disertai pembakaran batu bata, usaha pengasapan ikan, dan sebagainya.
  • Aman dari gangguan keamanan.
  • Mohon izin kepada tetangga sebelah atau depan (kalau perlu minta persetujuan tertulis, semacam izin HO), agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Lingkungan kandang merupakan faktor yang sama pentingnya dengan faktor genetik (keturunan). Sebagus apapun kualitas induk lovebird, yentu tidak bisa menjalankan tugas reproduksinya secara maksimal, ketika setiap hari mendengar suara bising, kandangnya dilewati asap, dan sebagainya. Lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat burung sulit berjodoh, tak mau kawin (sehingga telurnya gabuk / infertil), burung menjadi agresif, dan sebagainya.
Dalam penangkaran lovebird, banyak tersedia model kandang seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
BERBAGAI MODEL KANDANG PENANGKARAN LOVEBIRD
Apapun modelnya, yang penting sesuai dengan karakter dan sifat burung lovebird yang senang menggigit dan memanjat. Jadi, penggunaan kandang yang terbuat dari jeruji bambu sangat tidak direkomendasikan, karena bisa melukai burung saat memanjat dan rentan lepas karena bambu bisa dirusaknya. Penggunaan kandang berjeruji kawat atau besi bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi burung.
Adapun ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah burung yang ditangkarkan. Jika ingin menangkarkan burung dalam jumlah besar, bisa menggunakan kandang koloni dengan ukuran lebih luas. Kalau sepasang, sebaiknya menggunakan kandang soliter atau kandang ternak yang biasa.

KANDANG STANDAR YANG BIASA DIGUNAKAN LOVEBIRD
4.   Manajemen reproduksi
Manajemen reproduksi sebenarnya meliputi berbagai aspek, mulai dari proses penjodohan, penyediaan kotak sarang, kontrol perkawinan dan pengeraman, serta pemeliharaan piyik hingga disapih. Di sini hanya akan dijelaskan dua aspek saja, yaitu proses penjodohan dan penyediaan kotak sarang. Sedangkan aspek lainnya lebih bersifat pengontrolan.
Proses penjodohan
Burung yang disiapkan untuk perjodohan ini bisa menggunakan burung yang berusia di atas 7-8 bulan, agar proses bisa berjalan sempurna dan cepat, karena kedua burung sudah dalam kondisi birahi. Apabila Anda membeli sepasang lovebird yang sudah berjodoh, tentu tak diperlukan penjodohan lagi, langsung dipindah ke kandang penangkaran.
Sebaliknya, jika calon induk belum berjodoh, proses penjodohkan yang lazim dilakukan adalah menyatukan induk jantan dan induk betina dalam kandang penjodohan.
Selama berada dalam kandang penjodohan dan penangkaran, induk betina dan induk jantan diberi pakan seperti biasa (lihat Manajemen Pakan), dan ditambah suplemen khusus BirdMature untuk meningkatkan persentase telur fertil, meningkatkan daya tetas, dan menguatkan piyik usai menetas.
Silakan diamati perilaku induk jantan dan induk betina di kandang penjodohan, sampai terlihat beberapa tanda berikut ini:
  • Kedua burung bertengger berdampingan sepanjang hari.
  • Kedua burung saling menyuapi atau meloloh. Biasanya burung jantan akan memuntahkan makanan, lalu diberikan kepada pasangannya.
  • Burung jantan selalu berusaha di belakang betinanya. Ini menandakan ia sudah kebelet kawin.
  • Burung betina mulai membuka sayapnya, kemudian burung jantan naik ke punggung betina, dan terjadilah perkawinan.
Jika Anda melihat salah satu atau beberapa tanda-tanda di atas, khususnya dua tanda terakhir, maka inilah saatnya memindahkan mereka ke dalam kandang penangkaran. Apabila penjodohan dilakukan langsung di kandang penangkaran, ya tidak perlu lagi memindahkan mereka.
Menyiapkan kotak sarang
Di dalam kandang penangkaran, Anda harus menyiapkan kotak sarang. Burung paruh bengkok umumnya bertelur dan mengerami telurnya dengan memanfaatkan lubang pepohonan sebagai sarangnya. Karena itu, kotak sarang diusahakan memiliki desain yang mirip dengan kondisi di alam bebas, yaitu ada lubang kecil sebagai jalan masuk-keluar lovebird ke atau dari sarangnya. Kotak sarang ini bisa dibuat dari bahan kayu berbentuk segi empat, dengan diameter lubang pintu sekitar 3 inci (7,5 cm).
ANEKA MODEL KOTAK SARANG DALAM PENANGKARAN LOVEBIRD
Dalam sarang ini disediakan juga bahan-bahan untuk membuat sarangnya, misalnya serbuk bekas gergaji, kulit jagung, dan potongan kertas koran. Penempatannya bisa disesuaikan dengan kondisi kandang yang digunakan.

Untuk mengetahui kesiapan induk betina menjelang bertelur, Anda bisa menyebarkan beberapa bahan sarang dan potongan kertas ke lantai kandang. Coba perhatikan apakah burung mulai mengumpulkan atau menggigit kertas, dikempit di bawah sayapnya, dan dibawa-bawa. Jika benar demikian, itu artinya burung betina sudah siap membuat sarang.

MENYOBEK KERTAS DAN MENYELIPKAN DI BAWAH SAYAP ADALAH CIRI LOVEBIRD MAU MEMBUAT SARANG
Setelah semuanya disiapkan dengan matang, dan burung betina sudah mulai memunguti potongan kertas dan diselipkan di balik sayapnya, maka ia akan mulai memasuki kotak sarang untuk membenahi tempatnya bertelur.
Secara umum, induk betina lovebird akan bertelur sebanyak 5-12 butir telur, kemudian mengerami telurnya selama 23 hari. Jika piyik sudah menetas, Anda bisa memutuskan apakah menyerahkan pengasuhan piyik kepada induknya sampai burung bisa terbang dan mencari makanan sendiri, atau langsung disapih sejak dini.
Jika disapih sejak dini, Anda bisa mengambil piyikan saat berumur 7 hari.
5.   Manajemen pakan
Selama proses penangkaran, pasangan lovebird hendaknya diberikan makanan yang berprotein tinggi untuk menunjang proses reproduksinya. Pemberian pakan yang tepat juga berguna untuk menjaga kondisi kesehatan indukan selama mengerami telur hingga merawat anak-anaknya.
Pakan yang lazim diberikan dalam penangkaran lovebird antara lain kangkung, biji bunga matahari, jagung muda, biji-bijian, dan buah-buahan. Buah dan sayuran sangat diperlukan untuk menjamin kebugaran fisik kedua induk yang sedang menjalani proses perkembangbiakan.
Sesekali burung juga bisa disediakan menu spesial seperti eggfood yang kaya protein, serta jangan lupa BirdMature untuk meningkatkan persentase telur yang subur, meningkatkan jumlah telur yang menetas, dan mengurangi kemungkinan embrio mati di dalam telur, serta menguatkan kondisi piyik usai menetas hingga disapih.
6.   Manajemen kesehatan
Tak seorang pun penangkar yang menghendaki burungnya sakit, baik burung induk, anakan, burung muda, maupun burung dewasa siap jual. Tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa burung selalu sehat? Bahkan kita pun tak pernah tahu kapan akan sakit, dan berapa lama waktu dibutuhkan untuk sembuh dari penyakit itu.
Karena itu, upaya ikhtiar tetap tidak boleh diabaikan. Sebagai penangkar, Anda dianjurkan untuk memiliki kandang karantina, baik membeli di toko burung atau membuat sendiri. Bagaimana cara membuat kandang karantina.
Untuk penangkaran, seperti dijelaskan di atas, siapkan suplemen khusus untuk menunjang fungsi reproduksi burung seperti BirdMature, EstroBird, dan TestoBird. Sediakan dalam kotak P3K dan disimpan di dekat kandang penangkaran (misalnya di ruang tamu).
Untuk penanganan burung bermasalah, dalam hal ini stok burung yang belum terjual, namun tidak berkaitan dengan suara, siapkan beberapa obat / suplemen seperti BirdFresh, BirdMineral, dan BirdFine.
Jika Anda sering menjual lovebird yang sudah jadi (sudah dimaster), dan mengalami problem macet bunyi, mabung tidak tuntas, dan drop mental, siapkan dalam kotak P3K beberapa obat seperti BirdMolt-Pre, BirdMolt-Post, BirdShout, dan TestoBirdBooster:
Nah, khusus untuk burung yang sakit dan harus masuk kandang karantina, baik piyik, burung muda, burung dewasa, dan burung indukan, sediakan kotak P3K di dekat kandang karantina, terdiri atas  beberapa obat  vital berikut ini :
  • BirdFirstAid: Pertolongan pertama burung sakit, pemulihan sakit, menjaga burung dari kemungkinan sakit atau stres selama pergantian musim dan perpindahan, dll.
  • BirdCream: Untuk kaki berkerak, berjamur, bengkak, luka lama dan baru
  • BirdBlown: Anti mata berair, diare dan gangguan pencernaan lain
  • BirdSlim: Anti-gemuk, mengembalikan kondisi loyo pasca mabung, pasca sakit, drop pasca lomba, kurang ngotot berkicau.
  • BirdTwitter: Serak, sesak nafas dan macet bunyi karena gangguan pernafasan.
  • StopSnot: Mengatasi snot, mata berair, CRD, berak kapur.
  • KitolotPlus: Mengatasi katarak akibat penyakit degeneratif dan penurunan daya tahan tubuh, peradangan mata karena snot, infeksi, mata bengkak dan mata berair.
  • AscariStop: Obat cacing untuk berbagai jenis cacing penyebab burung macet bunyi, kurus, mudah terserang penyakit lain.
  • FreshAves: Obat anti-kutu, tungau, semut, dan parasit yang berkembang di luar tubuh, yang membuat burung suka mematuk bulunya sendiri, dan bulu terlihat kusam.
  • BirdVit: Multivitamin lengkap untuk mengatasi burung bakalan yang baru dibeli, burung pucat, nyekukruk, bulu mekar, tidak gacor, sakit-sakitan, kurang power, mental lemah, turun tangkringan ketika ditrek, bulu mudah rontok, dll.
7.   Problem penangkaran lovebird
Kadang dalam penangkaran lovebird muncul beberapa masalah di luar dugaan kita, misalnya burung yang tidak mau bertelur, atau burung yang tidak mau meloloh anak-anaknya.
Burung yang tidak mau bertelur
Burung betina yang tidak mau bertelur bisa disebabkan beberapa kemungkinan, seperti kotak sarang atau glodok ditempatkan pada posisi yang tidak disukai burung, merasa kurang nyaman, atau banyak binatang pengganggu seperti cicak, tikus, kucing, atau karena tempatnya yang kotor.
Dari segi makanan, biasanya burung jarang diberikan sayuran seperti kangkung atau jagung muda sebagai makanan utama sehari-hari selama masa berkembang biak tersebut.
Kemungkinan lain adalah burung masih muda dan belum memiliki pengalaman sehingga ia belum dalam kondisi birahi yang cukup untuk masalah ini bisa segera diganti dengan burung betina yang sudah cukup umur.
Silakan diperiksa satu persatu penyebabnya, untuk kemudian dicarikan solusinya. Hanya Anda yang paling tahu soal penyebabnya, karena Anda yang berada di kandang penangkaran.
Indukan tidak mau meloloh anaknya
Indukan yang tidak mau meloloh anaknya biasanya karena birahinya kembali meningkat. Dalam kasus ini, biasanya induk betina akan segera bertelur lagi, sehingga anaknya tidak diloloh. Banyak kasus yang lebih heboh, di mana induk malah membuang anaknya dari sarangnya.
Jika hal itu terjadi, maka solusi terbaik adalah memisahkan anakan dari induknya, dan dilakukan pelolohan secara manual oleh Anda melalui handfeeding.
Pemberian makanan bisa dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Setelah berumur sekitar 4 minggu, anakan sudah bisa diberi makanan aslinya seperti biji-bijian, jagung muda, buah atau sayuran seperti kangkung.
Masih banyak sebenarnya problem yang sering dihadapi penangkar lovebird, dan sebagian sudah ditulis dalam artikel tersendiri, misalnya

>>>PROBLEM UTAMA LOVEBIRD
  1. Makan bulu: Lovebird suka mencabut bulu sendiri jika kekurangan mineral, atau kena kutu atau terlalu birahi. Untuk kekurangan mineral atasi dengan BirdMineral, kutu dengan FreshAves dan /atau BirdFresh dan jika terlalu birahi bisa dikawinkan dengan pasangan lain jenis, perbanyak mandi dan kurangi makanan berprotein tinggi seperti jagung dan biji bunga matahari.
  2. Kurang gacor: Untuk lovebird yang kurang gacor, silakan simak artikel berjudul “Membuat lovebird gacor”.
  3. Kenan penyakit mata akibat snot. Silakan simak artikel berjudul “Lovebird dan penyakit snot”

No comments :

Post a Comment





feedburner