Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif.
>>>Habitat
Jenis-jenis
murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
- Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
- Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
- Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
- Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
- Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
- Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8
sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri
tetangga, yaitu :
- Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
- Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
- Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu
serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
1.
Copsychus malabaricus (White Rumped
Shama),
2.
Copsychus luzoniensis (White Browed
Shama),
3.
Copsychus niger (White Vented Shama)
4.
Copsychus cebuensis (Black Shama).
5.
Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous
Tailed Shama) .
Subspecies,
ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus
malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus
luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar
di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus
cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos
pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way
Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Gambar beberapa
jenis/sun-spesies murai batu
Gambar motif
ekor murai batu berdasarkan daerah asalnya
Motif ekor
murai dari Palangkaraya Kalimantan Tengah
Motif ekor
murai dari Medan
>>>Ciri
jantan dan betina burung murai batu
Ciri jantan dan betina murai batu
dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama,
maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan
(berkilau, nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna merahnya atau
coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya (hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies,
ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih
bervariasi.
>>>Karakter dasar burung murai batu
- Mudah beradaptasi, burung Murai Batu sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
- Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Murai Batu lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
- Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Murai Batu betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
>>>Cara
memilih bahan burung murai batu yang baik
Diasumsikan
murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan
harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda
perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
- Mata : Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
- Ekor : Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
- Bulu Dada : Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
- Usia : Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
- Perilaku : Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
- Bentuk paruh : Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Bentuk kepala : Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan : Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
>>>Tips
membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan Sumatera
Banyak penghobi yang bingung
mengidentifikasi murai batu dari Borneo dan Sumatera, jika tidak sedang
berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi, memang mudah membedakannya, yakni
dengan melihat pengembangan bulu pada body.
Untuk murai batu borneo, secara umum
mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu
bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan
bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu
Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya
mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau
sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna
coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya
cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak
gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih
muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat
dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung
murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai
batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh
pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan
putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan
atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam
hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu
hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya
berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar
pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan
sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
>>>Cara perawatan burung murai batu
Tempat/sangkar: Murai batu
bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak ukuran 50 x 50 x
75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau 60 cm tergantung dari
jenis murai batu yang kita pelihata apakah berekor panjang atau pendek.
Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dengan kayu asam diameter 1,3
cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun leter T.
Untuk perawatan
harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar
tidak kedinginan.
Pakan: Hal utama yang
perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga kecukupan
nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya
seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E,
B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung
zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di samping
vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan
darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi
sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi
tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan
burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum,
Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang
sesuai untuk murai batu
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
>>>Perawatan dan setelan harian burung murai batu
Perawatan
harian untuk burung murai batu relatif sama dengan burung berkicau jenis
lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini
pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.
- Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.
>>>Penanganan
burung murai batu untuk lomba
Perawatan lomba
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada
tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang
diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba
yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
>>>Berikut ini pola perawatan dan setelan
lomba untuk burung murai batu:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.
- Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu lain.
>>>Perawatan dan setelan burung murai batu
pasca lomba
Perawatan pasca
lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik
burung, dengan pola perawatan dan setelan:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
>>>Penanganan
murai batu kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu
- Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu
- Berikan multivitamin
>>>Penanganan burung murai batu over birahi
Salah satu
ciri-ciri burung murai batu yang terlalu birahi (over birahi) antara lain:
agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.
>>>Perawatan dan setelan burung murai batu
mabung
Mabung
(Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung.
Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting,
karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi
rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari
kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas
baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung
dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.
Dampak dari ini
adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga
berhubungan dengan hormon reproduksi.
Masa mabung
(moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu
yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25%
dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam
tubuh burung.
Bulu-bulu dan
selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang
disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam
amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus
bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung
mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru.
Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat
mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang
diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak
ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada
“Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk
tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat
kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan
burung melewati masa mabung.
Hal yang paling
utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan
suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk
menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat
diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus
pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang
baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk
memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada
umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa
mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu
yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu
tersebut antara lain:
* Penyakit – Penyakit
yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma
adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu.
Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula
menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi
buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk
berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya
makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau
bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal
sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika
diberikan semasa burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna
dan sebagainya.
Apa yang perlu
Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu
Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart
menggunakan BirdVit
Dalam kaitan
dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk
memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk
burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah
multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit
mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
Vitamin utama,
yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Juga mangandung
zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. BirdVit juga
mengandung mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium
sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt
sulfate.
Dengan
demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka
kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung
kekurangan “energi masa mabung”.
Sebab, memang
benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya
akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam
amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Murai batu
bermasalah
Untuk
burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung
sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang
kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa
menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda
BirdMineral dan BirdVit?
Untuk
diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jika digunakan
bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung
dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa
dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui
di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun
kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena
selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover
atau mengobati.
Pola perawatan
murai batu masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Lakukan pemasteran: Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
>>>PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU
Meski saat ini
semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke
depannya tetap bagus. Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan
mulai menipis karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin
hari semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak sabar
untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan karenanya
harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal,
apalagi untuk dibawa ke arena lomba.
Sementara
anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari
indukan-indukan tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena
postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai
bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil
tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang
sudah siap masuk arena lomba.
Untuk
penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada
cerita anakan murai batu harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi
kecenderungannya naik terus. Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak
akan membuat harga burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab,
semakin hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari
indukan bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan
bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya
“biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan dengan kualitas bagus.
Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi juga
penangkar yang sudah mapan atau para penangkar pemula.
Tentu saja,
agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu
diburu oleh penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
produk. Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa
dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor panjang untuk
betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya
tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai juri di
arena lomba karena ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba menyilangkannya
dengan murai batu jenis lain, diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara
kualitas nias tetapi dengan ada warna putih di ekornya.
Untuk memulai
penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang
penangkaran murai batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:
Penampang dalam kandang murai batu.
Keterangan:
A + B = lokasi
untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat
biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap
tertutup
D= Atap terbuka
(digunakan kawat strimin)
E= Wadah air
(untuk mandi)
F= Lokasi/wadah
pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar
x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat
strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar
= 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa
dari apa saja asal kuat.
Batas samping
kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian
yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian
kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan =
kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2
– 3 cm.
Papan tempat
pakan (F) kayu yang kuat.
Penampang luar kandang penangkaran murai batu.
Keterangan:
A. Kawat
strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B. Jendela
untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C. Papan/tembok
tertutup
D. Pintu untuk
keluar masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini
adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:
Kotak sarang murai batu
Wadah sarang untuk murai batu
Wadah sarang dari bambu
KERANGKA SARANG
DAN PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat
sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri
seperti di bawah ini:
BAHAN PENYUSUN
SARANG:
Di dalam
kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun
cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung
membikin sarang dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di
tempat yang kering.
Pemilihan
indukan dan penjodohan
Sebagaimana
pemilihan indukan untuk burung penangkaran pada umumnya, maka untuk memilih
indukan jantan, pilih saja murai batu yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor
dengan perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang
usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan murai
batu jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi
dengan manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai keinginan Anda. Bisa asal
Lampung, Aceh atau dari manapun.
Untuk
penjodohan, sama dengan proses penjodohan cucak ijo pada artikel saya
sebelumnya. Tetapi, oke, saya tulis ulang saja di sini. Intinya, proses penjodohan
bisa dilakukan dengan kandang penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya
bisa kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan
sangkar harian biasa. Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si
jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi
pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si betina juga akan
menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum mau berjodoh, betina
akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini
bisa berlangsung lama atau sebentar tergantung dari kondisi birahi
masing-masing. Yang jelas, murai batu betina yang sudah birahi, tanda-tandanya
suka menggetar-getarkan sayap dan selalu berusaha mendekat ke murai batu
jantan.
Untuk membuat
burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut (lihat juga hal
yang sama dilakukan untuk penjodohan cucak ijo) :
- Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
- Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan
- Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
Proses ini bisa
dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu
sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
Proses
penjodohan seperti itu pula yang biasa dilakukan para penangkar. Proses
penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan sampai jantan betina mau
bercampur tanpa tarung lagi.
Kadang, ada
juga penangkar yang langsung memasukkan murai batu jantan dan betina dalam satu
kandang penangkaran tanpa proses penjodohan terlalu lama. Namun hal ini biasa
dilakukan ketika murai batu jantan dan betina sama-sama mabung sehingga tidak
agresif terhadap pasangan.
Berkaitan
dengan penjodohan murai batu ini, ada tips yang disampaikan seperti di bawah ini.
- Agar proses penjodohan lebih mudah, iapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya. Bila sudah ada yang tampak rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.
- Masukan ke dalam sangkar bersekat, atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.
- Harus dilakukan pengamatan secara rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut.bila sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat, baru masukan ke kandang penagkaran.
- Amati perilaku indukan, amati terus apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya. Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering berduaan, sering kejar-kejaran, tapi bukan saling serang.sebaliknya bila sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni…. kematian pada sang betina…
- Lakukan penjodohan alternatif, ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu, kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar, sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi pejantan.
- Ganti pasangan bila tidak mau jodoh, ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina baru. Lakukan langkah-langkah penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.
- Nah, lagi-lagi tips saya tetap sama di artikel penangkaran yang sudah saya tulis, yakni jika burung kita sulit atau lama berjodoh, maka kita bisa menggunakan BirdMature. BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung penangkaran.
Menurut
pengalaman penangkar murai batu, salah satunya adalah Om Didik di Gresik (RR
BF), murai batu betina usia muda sudah bisa dijodohkan dan bisa berproduksi dan
malah relatif produktif ketimbang yang tua. Murai batu betina usia sekitar 8
bulan, sudah bisa dijodohkan dan ditangkarkan. Sedangkan jantannya, tetap
menggunakan pejantan yang usianya lebih tua, minimal usia satu setengah tahun.
Manajemen pakan
pada penangkaran murai batu
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Perlu diingat,
pemberian asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi.
Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah
protein, tetapi pada saat yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung
penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu juga
dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara umum sudah
baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita pastikan karena
banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi yang memadai.
Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa penangkar untuk memberikan
multi vitamin dengan komposisi yang pas untuk burung.
Multivitamin
yang bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin
HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
Pada saat yang
sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang.
Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan
cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral
pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran, antara lain
bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok
dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung mati
setelah menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai
(luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga
segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah,
serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda
mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya
penangkaran burung pada umumnya, murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang.
Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll).
Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit,
maka kita harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan serangga
pengganggu seperti semut dan kecoak.
Parasit
pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara
serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya,
burung tidak tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi,
maka dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu
pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan
indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri,
dan lain-lain.
Selama masa
mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak
naik birahinya yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik
terhadap pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen
anakan
Jika telur
telah sukses menetas, maka anakan murai batu bisa Anda petik antara usia 5-10
hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang
menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari,
burung sudah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada
saat yang sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah
anak-anak murai batu.
Anak-anak murai
batu bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan
bahan yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran.
Untuk landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai
anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di dalam
kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Sedangkan untuk
pakan anakan murai batu yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan
kroto yang benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan
perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda buat seperti penjepit yang terbuat
dari bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk apapun yang penting bisa untuk
menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu
ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.
Untuk
burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan kroto yang
dicampur dengan adonan voer. Untuk memastikan kecukupan vitamin dan mineral
anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke dalamnya.
Anakan burung
pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang
dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian
di masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau
Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan
berwarna putih.
Ketika anakan
burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa
memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar
sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat
sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk
tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat antar
tangkringan.
Sementara itu
untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk
indukan seperti pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya
7-10 hari setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan
akan mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung.
>>>PROBLEM
UTAMA BURUNG MURAI BATU
- Ngebatman atau mbalon ketika diadu: Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit dan BirdMineral untuk terapi multivitamin dan mineral standar.
- Ekor patah dan tidak tumbuh: Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap alkohol). Bersihkan dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu, berikan terapi dengan BirdMolt.
- Mabung tidak tuntas: Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama. Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk karbohidrat. Penambahan pakan masa mabung yang hanya berupa karbohidrat, hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh pada BirdVit dan BirdMolt.
- Gampang mabung/rontok: Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
- Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop.
- Tidak mau nagen atau nampil di lomba: Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
- Tidak nagen bisa juga karena kekurangan tenaga. Coba berikan BirdPower sebelum ditampilkan di latbenaran atau lomba.
- Turun tangkringan dan gelisah: Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk rawatan harian BirdVit.
Dalam menelusuri berbagai artiel yang ada disini saya menemukan artikel yang menarik dan berguna bagi saya, blog ini ramai pengunjung seperti situs forum pertanian yang sudah ternama? salam sukses
ReplyDelete