CICA DAUN
BESAR
Status konservasi: Risiko Rendah Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Passeriformes Famili: Chloropseidae Genus: Chloropsis Spesies: C. sonnerati Nama binomial: Chloropsis sonnerati Jardine & Selby, 1827 |
>>>UMUM
Meskipun nama
umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah
keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu
suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.
Yang biasa kita
sebut cucak hijau ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati.
Dia adalah burung cica-daun besar dengan seluruh badan dominan dengan warna
hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam suku Chloropseidae,
berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris
burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.
Jenis-jenis
cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun, atau murai daun.
Bertubuh
sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor)
sekitar 22 cm.
Seperti umumnya
cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk
sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam
berkilau.
Perbedaan
dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung
jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning.
Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi
dagunya.
Iris mata
berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.
Jenis burung
ini kadang bersikap agresif terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil.
Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan kepala. Makanannya adalah aneka
serangga dan buah-buahan hutan.
>>>HABITAT CUCAK HIJAU
Cica-daun besar
menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya,
Kalimantan termasuk pula Natuna, Jawa dan Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum
didapati, di hutan-hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000
m dpl.
>>>CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Cica-daun
adalah jenis burung Oriental (Asia) yang penyebarannya tidak melewati
Kalimantan di sebelah timur. Beberapa jenisnya yang terdapat di Indonesia,
selain cica-daun besar, adalah:
- Cica-daun kecil (C. cyanopogon); sangat mirip cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di bahu.
- Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
- Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
- Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
>>>CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucak hijau
termasuk burung dimorfik, yakni terdapat perbedaan ciri fisik yang bisa dilihat
antara burung jantan dan burung betina dewasa. Untuk burung jantan, pada dagu
dan tenggorokan berwarna hitam, sedangkan betina hijau.
Sementara itu
untuk cucak hijau yang masih muda/trotolan sekitar umur 2-4 bulan, bentuk fisik
jantan dan betina nyaris sama, bulunya pun warnanya sama hijau muda. Serta ada
warna kuning, di bawah paruh sampai leher. Dan sepertinya, tidak ada ciri
khusus yang membedakan antara yang jantan dan betina.
Namun bagi
mereka yang sudah bertahun-tahun menekuni cucak hijau akan sangat mudah melihat
perbedaannya baik masih bakalan apalagi saat dewasa. Ada beberapa cara jitu
untuk melihat perbedaan jantan dan betina. Beberapa hal yang harus diperhatikan
saat membeli bakalan cucak hijau dipasar burung maupun di pengepul.
Pertama, bakalan
jantan, jika masih berumur di bawah 4 bulan maka alis yang melingkar di kedua
di matanya berwarna kuning. Jika alis matanya berwarna putih, betina.
Kedua, warna paruh
bagian bawah, kalau jantan berwarna coklat tua. Sedangkan yang betina berwarna
putih.
Beda cucak ijo anakan jantan dan betina dilihat dari
bagian luar kerongkongan
Ketiga, jika bakalan
sudah berumur di atas 4-6 bulan, maka betina akan berwarna kuning di bagian
leher, kemudian akan berubah menjadi warna putih kehijauan. Sedangkan jantan,
warna kuningnya akan dipenuhi trotol-trotol hitam. Pada dua bulan berikutnya,
warna hitam itu akan tampak lebih jelas pada bagian leher/bawah paruh.
Seiring dengan
bertambnya umur, warnua hitam di leher bawah, akan terus menutup sampai di
bawah matanya.
>>>KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK
HIJAU
- Semi fighter. Burung Cucak Hijau bukanlah burung petarung murni, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
- Takut gelap. Burung Cucak Hijau tidak suka gelap dan gampang panik apabila berada pada lingkungan atau suasana yang gelap. Hindari menempatkan burung ini pada tempat yang gelap, apalagi membawanya pada malam hari. Karena akan mengakibatkan burung ini akan panik, nabrak ruji kurungan, bulunya rontok dan dapat menjadi stress.
- Sangat cerdas, gampang menirukan tapi sangat gampang lupa. Dalam kondisi normal, burung ini dapat merekam suara isian yang ada disekitarnya dengan sangat cepat. Sangat mudah di master, tetapi apabila dalam kurun waktu tertentu tidak mendengar suara-suara master yang sudah ada, maka dengan gampang hilang dari memorinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung Cucak Hijau mudah jinak kepada manusia.
>>>MEMILIH CUCAK HIJAU
Ada beberapa
hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada
burung cucak hijau.
- Berkelamin jantan dengan postur tubuh yang panjang serasi, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.
- Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat.
- Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
>>>MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK
HIJAU
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung cucak hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah pepaya, pisang kepok putih, apel, pir, tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Di samping itu, buah pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, orong-orong, kroto, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
>>>CARA PERAWATAN
Tempat : Cucak hijau bisa dipelihara dengan sangkar
kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-45 cm dengan tinggi 60 cm atau bisa juga
sangkar bulat dengan diameter 35 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa
dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
Pakan : Sama dengan burung lain pada umumnya, cucak
hijau memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin
dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein,
karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat
esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin,
perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan
tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi
tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk
mineral yang diperlukan burung cucak hijau adalah Calcium, Phosphor, Iron,
Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
>>>PERAWATAN DAN SETELAN HARIAN BURUNG CUCAK
HIJAU
Perawatan
harian untuk burung cucak hijau relatif sama dengan burung berkicau jenis
lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Pola Perawatan
Harian dan Stelan Harian untuk burung cucak hijau:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer, air minum dan buah segar.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
- Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan
apabila burung cuvak hijau overbirahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
- Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
Penanganan
apabila burung cucak hijau kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucak hijau lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
>>>PENANGANAN CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA
Perawatan lomba
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada
tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang
diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba
yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini
Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung cucak hijau:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
Penting
- Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
- Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Perawatan dan
setelah cucak hijau pasca lomba
Perawatan pasca
lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik
burung.
Berikut ini
pola Perawatan dan setelan pasca lomba untuk burung cucak hijau:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
>>>PERAWATAN CUCAK HIJAU MABUNG
Untuk burung
cucak hijau, sangat jarang terjadi mabung total dan biasanya hanya nyulam atau
ganti bulu secara bergantian. Namun jika terjadi burung mengalami masa nyulam
dengan banyak bulu yang berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa
itu?
Masa mabung
(moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu
yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25%
dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam
tubuh burung.
Bulu-bulu dan
selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang
disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam
amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus
bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung
mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru.
Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat
mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang
diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak
ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada
“Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk
tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat
kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan
burung melewati masa mabung.
Hal yang paling
utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan
suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk
menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat
diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus
pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral
yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada
umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa
mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu
yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu
tersebut antara lain:
* Penyakit -
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada
usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi
bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi
bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah
kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna
atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati
yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung
melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna
dan sebagainya.
Apa yang perlu
Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan
segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak
satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya
Polyoma.
Ketiga, berikan gizi
yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja
perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab
terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat
burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu
Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart
menggunakan BirdVit
Dalam kaitan
dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk
memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit
untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit
adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa
mabung.
BirdVit
mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan
demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka
kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung
kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan
burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak
tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur
seperti metionin dan sistin.
Cucak hijau
bermasalah
Untuk
burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung
sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang
kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral
dan BirdVit?
Untuk
diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jika digunakan
bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung
dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa
dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti
diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan
burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral
karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga
bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan
cucak hijau masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 20 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: setelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 3 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu.
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan
pemasteran
Masa mabung
membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang
tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan
pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara
burung master.
>>>PENANGKARAN CUCAK HIJAU
Kandang,
indukan, penjodohan
Untuk memilih
indukan jantan, pilih saja cucak ijo yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor
dengan perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang
usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan cucak
ijo jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak
takut lagi dengan manusia. Soal asal cucak ijo, pilih sesuai keinginan Anda.
Bisa asal Sumatera, Blora, Jember, Banyuwangi atau dari manapun.
Setelah calon
indukan dipilih kemudian kita melakukan proses penjodohan. Proses penjodohan
bisa dilakukan dengan kandang penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya
bisa kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan
sangkar harian biasa.
Penjodohan
dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan betina berdempetan.
Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu
berkicau mengarah si betina. Si betina juga akan menanggapi dengan
siulan-siulan khas betina. Jika belum mau berjodoh, betina akan menghindar
dengan cara menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini bisa berlangsung
lama atau sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing.
Ada baiknya
dalam proses penjodohan ini kita memperhatikan apa yang pernah disampaikan Om
Arkum. Dia mengatakan bahwa dalam tahap penjodohan, dia biasanya melihat dulu
apakah burung secara umur sudah siap atau belum, kemudian sudah birahi atau
belum. Faktor birahi sangat mempengaruhi proses penjodohan, cepat atau tidak
dan berantem atau tidak dan ini juga di pengaruhi umur burung. “Trik yang
sering saya pergunakan untuk menjodohkan burung adalah dengan kandang sekat.
Jadi suatu saat untuk melihat jodoh atau tidak, saya tinggal menarik pembatas
kandang sekat yang ada di tengah,” katanya.
Untuk membuat
burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut:
- Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
- Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya
- Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
Proses ini bisa
dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu
sendiri, bisa sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
Proses
penjodohan seperti itu pula yang dilakukan Mas Samino di Lintang Songo BF Solo.
Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan sampai jantan betina mau
bercampur tanpa tarung lagi.
Untuk
mengetahui apakah mereka bisa akur atau tidak, sesekali mereka dicampur
terutama di saat dimandikan di karamba. Kalau mereka tidak tengkar, maka bisa
dicoba dijadikan satu. Kalau masih ada tanda-tanda bertengkar, maka perlu
dipisah lagi. Lakukan hal itu sampai burung benar-benar mau dikumpulkan jadi
satu tanpa saling serang.
Sekadar tips dari
saya, jika burung Anda sulit atau lama berjodoh, maka Anda bisa menggunakan BirdMature.
BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat,
terutama untuk burung-burung penangkaran. BirdMature sudah teruji di kandang
penangkaran lovebird punya Om Dwi, DT BF Jogja, dan penangkaran murai batu
Black BF Cilacap.
Setelah
penjodohan selesai, maka kedua burung langsung dimasukkan ke kandang
penangkaran.
Manajemen pakan
penangkaran cucak ijo
Untuk persoalan
penyediaan sarang dan sarana-prasarana lain, Anda bisa melihatnya lagi di artikel
Kandang penangkaran burung. Sementara untuk penangkaran dengan sangkar gantung,
meski sudah berhasil bertelur seperti yang dilakukan Om Angin Jakarta,
tetapi belum ada informasi apakah sudah bisa menetas (sudah terjadi perkawinan,
mengeram tenang dan menetas). Sedangkan untuk masalah pakan, burung cucak ijo
bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, cacing dan
buah-buahan. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih
banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Hanya saja,
perlu diingat, pemberian asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama
proses produksi. Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang
meningkatkan jumlah protein, tetapi pada saat yang sama jumlah lemaknya pun
banyak. Padahal, burung penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi
dengan baik. Begitu juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau
harian, secara umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak
bisa kita pastikan karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan
komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa
penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang pas untuk
burung.
Multivitamin yang
bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin
HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
Pada saat yang
sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang.
Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan
cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral
pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran, antara lain
bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok
dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung mati
setelah menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai
(luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga
segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah,
serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda
mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya
penangkaran burung pada umumnya, cucak ijo membutuhkan lingkungan yang tenang.
Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll).
Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari
parasit, maka Anda harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan
serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.
Parasit
pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara
serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya,
burung tidak tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi,
maka dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu
pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan
indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri,
dan lain-lain.
Selama masa
mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak
naik birahinya yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik
terhadap pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.
Setelah usia
pengeraman 14 hari, maka telur burung cucak ijo akan menetas. Untuk
mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu
meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama
yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen
anakan
Jika telur
telah sukses menetas, maka anakan cucak ijo bisa Anda petik antara usia 5-10
hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang
menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari,
burung sudah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada
saat yang sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah
anak-anak cucak ijo.
Anak-anak cucak
ijo bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan
yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk
landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan
burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di dalam kotak
kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Sedangkan untuk pakan anakan cucak ijo yang diambil
pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari
kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda
buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat dengan
bentuk apapun yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan.
Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan
burung anakan untuk menelannya.
Untuk
burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan kroto yang
dicampur dengan adonan voer. Untuk memastikan kecukupan vitamin dan mineral
anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke dalamnya.
Anakan burung
pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang
dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian
di masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau
Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan
berwarna putih.
Ketika anakan
burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa
memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar
sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat
sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk
tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat antar
tangkringan.
Sementara itu
untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk
indukan seperti pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya
7-10 hari setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan
akan mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung. Mabung pada cucak
ijo pada umumnya memang tidak sekaligus bulu ambrol dalam rentang hari yang
pendek, tetapi nyulam-nyulam.
Dengan model
mabung seperti ini, maka tidak mengherankan masih ada juga cucak ijo yang tetap
betelur meski bulu mulai jatuh. Namun demikian, ada juga yang berhenti
berproduksi seketika. Hal ini memerlukan kecermatan Anda untuk memberikan
asupan yang bagus untuk burung penangkaran, sehingga meskipun kondisi fisik
terlihat tidak fit, tetapi tetap saja mau berproduksi. Lain masalahnya kalau
proses nyulamnya memang tinggi, yakni bulu banyak sekali yang berjatuhan, maka
Anda harus bersabar untuk menunggu burung menyelesaikan masa mabung, rekondisi
dan siap lagi berproduksi.
>>>KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam
penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa
birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan
sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa
memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan
ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi
dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk
kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya menggunakan BirdMature.
Fungsi utama
BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi
burung. BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar
sehingga mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali
kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat,
namun ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan
perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang
kosong sampai masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya,
macet produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya masa birahi burung
pasca telur menetas tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga
disarankan menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan
betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama
BirdMature memang meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi
burung. Namun dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh
piyikan (burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta
menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung
piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara
normal ketika dia masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko
kematian anakan piyikan burung bisa ditekan.
>>>PROBLEM UTAMA CUCAK HIJAU
- Kurang fighting spirit alias kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung kurang fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang gizi, vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
- Agar burung ngentrok dan njambul, pastikan burung birahi secara terukur. Selain diterapi harian dengan BirdVit, latihlah atau sering pertemukan dengan cucak hijau yang suka njambul dan ngentrok. Karakter “njambul dan ngentrok” bisa ditularkan dengan cara burung yang “dimaster” dikerodong, dan usahakan bisa melihat cucak hijau lain yang suka ngentrok dan njambul bila sedang berbunyi.
- Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek, maka penyebabnya dan cara mengatasinya sama dengan poin pertama hanya saja sering-sering ditrek dengan burung lain dan kurangi/ jangan dicas dengan burung betina.
- Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
- Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.
No comments :
Post a Comment