Friday, 15 August 2014

Burung Cendet / Pentet






Scientific classification
Kingdom
: Animalia;
Phylum
: Chordata;
Class
: Aves;
Order
: Passeriformes;
Suborder
: Passeri;
Family
: Laniidae;
Genera Lanius;
Eurocephalus Corvinella;



>>>Umum
Burung Cendet / Burung Pentet merupakan salah satu burung predator yang memiliki suara variasi isian yang sangat baik. Banyak Kicaumania yang menganggap perawatan burung jenis ini susah. Padahal merawat burung ini sama mudahnya dengan merawat burung berkicau jenis lain. Burung Cendet adalah burung cerdas dari keluarga Turdidae.
Cendet termasuk burung favorit untuk para penghobi yang senang dengan burung yang bisa menirukan berbagai suara burung lain. Dulu sekitar awal 1990-an, seperti ditulis Anang Dewanto dan Maloedyyn Sitanggang di Merawat & Melatih Burung Kicauan, cendet merupakan burung yang belum banyak diminati. Bahkan harganya tidak lebih dari harga burung kutilang. Namun, dalam perkembangannya, orang mengetahui bahwa selain memiliki bentuk fisik yang indah, ternyata burung ini mempunyai suara yang menarik dan dapat memaster suara burung lainnya. Karena itu, berbondong-bondonglah orang berusaha mendapatkan burung ini dan mencari kualitas yang terbaik.
Tipe suara Cendet yang ngerol, cenderung mendominasi suara ocehan burung lainnya jika kita gantang di dalam rumah bersama-sama. Dibanding burung lain, Cendet yang bisa memiliki lagu variatif (tergantung pola pemasterannya) ini, memiliki warna suara yang merdu. Meski bisa sangat keras, tetapi tidak memekakkan telinga. Beda dengan warna suara burung-burung kicauan lainnya.

>>>Habitat 
Cendet juga memiliki nama lain, seperti bentet, pentet, dan toet (Jawa Barat) dan burung ini merupakan burung petengger dan pemangsa yang agresif dari Famili Laniidae. Famili Laniidae mencakup 74 spesies yang dibagi dalam 4 subfamili. Cendet yang umum termasuk dalam subfamili Laniinae dan Genus Lanius.
Jenis cendet sendiri bermacam-macam yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Salah satunya, adalah cendet abu-abu besar (L excubitor). Spesies ini memiliki ukuran tubuh terbesar dengan panjang sampai 25 cm. Cendet ini berkembang biak di Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
Bersama dengan cendet hitam putih (L ludovicianus), burung – burung ini merupakan spesies yang biasa tinggal di dunia baru (Amerika). Jenis lainnya, cendet abu-abu kecil (L.minor) yang memiliki habitat di Eropa Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian timur. selain itu,
Cendet kepala merah (L senator) yang tinggal di Inggris bagian selatan, Eropa, Asia, dan Afrika. Ada pula jenis burung bentet yang memiliki bentuk serupa yang terdapat di India dan Asia Tenggara, yakni cendet cokelat (/.. christatus) yang banyak dilombakan di Indonesia dan cendet leher hitam (L colarris).
Burung ini memiliki habitat asli di hutan, terutama di pepohonan tinggi. Makanan yang disukainya adalah biji-bijian, serangga, dan buah. Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting, rumput, lumut, bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat dengan menggunakan sarang laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak pada ketinggan 4—6 meter dari atas tanah. burung ini mampu menghasilkan telur sebanyak 3—6 butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan menetas setelah dierami selama dua minggu.
Pada masa pengeraman, sebagian besar waktu induk betina dihabiskan untuk mengerami telurnya. Untuk mendapatkan makanan, induk jantan akan menyuapinya. Pada usia 2—3 minggu setelah menetas, biasanya anakan cendet telah mulai belajar terbang dan meninggalkan sarangnya.

>>>Karakter dasar burung Cendet
  • Ganas apabila lapar. Burung ini akan berlaku agresif apabila lapar.
  • Petarung yang memiliki teritorial. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
  • Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Cendet lain, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
  • Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
>>>Ciri Fisik
Panjang tubuhnya 20—25 cm. Paruhnya membentuk kait di bagian ujung, serupa dengan burung falkon, sejenis burung elang. Cendet juga memiliki tungkai yang kuat dan cakar yang tajam yang dipergunakan untuk mencengkeram mangsanya di udara. Sayap yang pendek dan bulat menyandang 10 batang bulu sayap luar primer dan ekor yang bulat memiliki 12 bulu yang berfungsi sebagai kemudi ketika cendet sedang terbang. Cendet juga mempunyai bulu kaku yang tumbuh di sekitar moncongnya.
Ciri khas burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Nyanyian cendet mencakup nada-nada yang harmonis. Berbeda sekali dengan pekikannya yang ribut dan kedengaran kencang melengking. Sifat asli burung cendet adalah galak. Jika mematuk, biasanya sekaligus menggigit dengan paruhnya yang tajam. Jika menggigit tangan atau bagian tubuh lainnya, biasanya akan meninggalkan bekas gigitan di bagian tubuh tersebut.
Namun, jika burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan, sifat galaknya akan sedikit hilang. Bahkan burung ini akan mendekat jika melihat tangan kita. Cendet akan langsung turun seolah-olah kita akan memberinya makan.

>>>Ciri jantan dan betina
Untuk membedakan jenis kelamin burung cendet dapat dilakukan dengan cara mengamati bagian samping kiri dan kanan burung . Jika di bagian pipinya ada warna hitam yang mencolok sekali, menunjukkan bahwa cendet tersebut berkelamin jantan. Untuk betina, warna hitamnya terlihat semu. Dilihat dari bentuk kepalanya, cendet betina biasanya mempunyai kepala agak menggelembung. Sementara itu, jantannya memiliki bentuk kepala yang agak ceper mendatar.
Menurut Om Yulianto Solobaru, cendet jantan ketika anak/trotol ada warna hitam pada ekornya sedangkan betina tidak jelas saputan warna hitamnya.
Untuk lebih pasti dapat dilihat di bagian supit burung. Burung cendet jantan mempunyai supit kecil panjang ditandai dengan motif bulu berupa garis tidak beraturan di bagian supitnya. Pada betina, bentuk supitnya besar dengan motif bulu garis teratur seperti kembang.

>>>Memilih Cendet
Perawatan sebagus apa pun, tidak akan membawa hasil yang maksimal kalau cendet tersebut memang tidak mempunyai trah atau karakter tempur yang mantap. Kualitas cendet amat ditentukan oleh faktor genetiknya.
Bagi pecinta burung, cendet merupakan burung yang sangat menyenangkan. Variasi suara, volume suara, dan keindahan penampilannya menjadi alasan bagi penikmat kicauan memilih cendet sebagai klangenannya. Namun, jika kualitas suara yang disasar, jenis kelamin sangat menentukan kesenangan dalam memelihara burung ini. Cendet yang berkelamin jantan tentu memiliki warna yang lebih mencolok, variasi suara yang lebih beraneka ragam, dan volume suara yang keras.
Potensi ngoceh tanpa henti juga bisa dilihat dari perawakannya. Bakalan yang baik harus berbadan tegap. Sayapnya terkesan kokoh, rapi, simetris, dan tidak cacat. Pilih burung berkepala besar, membulat, dan bagian atasnya datar. Burung berkepala besar diyakini sebagai burung pintar. Perhatikan juga bentuk dan ukuran paruh.
Utamakan cendet dengan paruh tebal dan panjang, tetapi tampak proporsional dengan ukuran kepala dan tubuh. Paruh tebal dan tampak kokoh menandakan burung bisa membawakan lagu dengan tembakan dan volume keras. Sebaliknya, jika paruh terlihat pipih, cenderung ngerol. Jika ngerol, volume suara akan lebih kecil karena dibutuhkan napas lebih lama.
Sementara itu, jika dilihat dari penampilannya, cendet yang rajin berkicau mempunyai ciri sebagai berikut.
— Bermata jeli serta berbulu rata dan agak mengilap.
— Gerakannya gesit, duburnya bersih dari kotoran, serta organ kanan dan kirinya seimbang
— Volume suara keras.
— Mempunyai bakat alami (mental) yang baik. Tidak takut ketika bertemu dengan burung sejenis, baik ketika latihan maupun kontes.
Selain referensi dari buku Merawat & Melatih Burung Kicauan yang saya kutip di atas, ada pula tips lain pemilihan cendet sebagai berikut:
  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cendet jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras. Namun sebaiknya Anda tidak terjebak pada pemilihan jenis kelamin jantan, sebab fakta membuktikan, cendet betina banyak juga yang menjadi jawara.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah cenderung lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Kepala besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
>>>Cara perawatan
a. Perlengkapan Kandang
1. Sangkar
Sesuai dengan ukuran tubuhnya, kandang cendet biasanya lebih kecil dibandingkan dengan sangkar murai atau sangkar anis merah. Ukuran yang umum digunakan adalah 40 x 45 x 70 cm.
2. Tenggeran
Letakkan dua tenggeran di dalam kandang. Tenggeran terbaik dibuat dari bahan kayu asam yang struktur kayunya agak kasar meskipun sudah dikupas kulitnya. Letakkan 2 buah tenggeran tersebut secara sejajar atas dan bawah. Diameter tenggeran 1,5—2 cm.
3. Kerodong
Dalam perawatan cendet, kerodong berguna untuk membuat cendet istirahat. Penggunaan kerodong juga bermanfaat untuk perkembangan mentalnya. Untuk cendet muda, gunakan kerodong dengan warna lembut atau putih. Secara psikologis, burung muda masih takut menghadapi perubahan lingkungan secara drastis. Kerodong warna putih juga berfungsi untuk mengontrol kebersihan kandang dan burung . Jika dirasakan burung telah bisa beradaptasi, baru boleh mengganti kerodongnya dengan warna yang lebih gelap.
Tetapi saya sarankan, kerodong burung jika memang perlu saja sebab burung yang terlalu banyak kerodong, kurang banyak berlatih bernyanyi. Lain misalnya burung yang akan dipersiapkan untuk lomba, maka kerodong selama 3-4 hari sebelum turun lomba adalah langkah yang baik. Tujuannya, agar burung menyimpan tenaga atau stamina.
b. Pakan
Ada beberapa versi cara pemberian pakan untuk burung cendet. Ada yang menyebutkna, pakan diberikan setelah burung dimandikan. Pada pagi hari, berikan jangkrik 10 ekor dan kroto 1 sendok makan, dan pada sore hari berikan jangkrik 5 ekor dan kroto 1 sendok makan. Khusus untuk setiap hari Jumat dan Sabtu, menu makanannya ditambah lagi. Pada pagi hari, berikan jangkrik 15 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pada sore hari, diberi jangkrik 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor.
Sementara itu, pada saat burung akan dilombakan (biasanya hari Minggu), jumlah jangkrik dan kroto tetap tetapi ditambah ulat hongkong 5 ekor. Setelah lomba, cendet kembali diberi jangkrik 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor dan kakinya disemprot air.
Burung cendet sebaiknya tidak dilombakan lebih dari dua kali dalam satu bulan. Hal ini bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil. Jika stamina burung kurang baik, akan memengaruhi mental dari burung cendet itu sendiri. Untuk kepentingan lomba dan meningkatkan performa burung kicauan, pemberian makanan tambahan atau extra fooding diperlukan. Extra fooding yang bisa diberikan adalah jangkrik, kroto, dan ulat hongkong.
Ada juga tips lain, sebagai berikut:
  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cendet. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Cendet yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Harus hati-hati dalam pemberian extra fooding karena dapat menyebabkan cendet menjadi sering bersalto. Hal ini dapat mengurangi kemerduan suaranya. Namun, salto pada burung cendet sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini.
  • Pastikan burung kecukupan multivitamin dan mineral yang menjaga stamina dan metabolisme burung selalu dalam kondisi prima.
  • Mandikan burung sebaiknya dua kali setiap hari, pagi dan sore, ketika matahari masih ada.
  • Sementara waktu, burung yang mengalami mabung, hanya diberikan voer.
  • Pahami karakter burung dengan mengubah posisi atau jumlah tenggeran. Misalnya, dua tenggeran yang diletakkan atas bawah diubah posisinya menjadi sejajar atau jumlah tenggeran dikurangi.
  • Cara lainnya, mengubah jenis atau ukuran kandang.
Perawatan umum cendet
Perawatan harian untuk burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
    •  Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
    •  Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
    • Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
    • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
      Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
    • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
    • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
    • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
    •  Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
    • Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
    • Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
    • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan apabila cendet over birahi
    • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
    • Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
    • Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu
    • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
    • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
    • Mandi malam
Penanganan apabila Cendet kondisinya drop
    • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
    • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
    • Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
    • Mandi dibuat 2 hari sekali saja
    • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu
    • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
>>>Perawatan dan setelan Cendet mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.

>>>Perawatan dan stelan burung cendet untuk lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
    • H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
    • H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
    • 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
    • Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
Penting
    • Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Cendet lain.
    • Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan stelan Cendet pasaca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cendet:
    • Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
    • Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
    • Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET / PENTET
Irama lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).
Memilih suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.
Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.
Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.
Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau) adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

>>>PROBLEM UTAMA CENDET
1. Gampang rontok bulu
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral.
2. Loncat-loncat. Penyebabnya adalah kurang birahi atau bisa juga terlalu galak, serta adanya gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni tungau kantung udara yang tidak kasat mata. Jika burung terlalu galak, disemprot sprayer sedikit sebelum tanding; atau bisa juga diberi cacing. Sementara untuk burung kutuan atau kena tungau, burung memang sepertinya tidak kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya.
3. Tidak juga segera bunyi biasanya disebabkan burung masih terlalu muda atau burung tidak fit.
4. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan.
5. Jika cendet suka salto.

Wednesday, 23 July 2014

Pengenalan Penyakit Burung




>>>PENGENALAN PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET



.
>>>PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG SAKIT
Seperti juga pada kesehatan manusia, pertolongan pertama perlu pula dilakukan terhadap burung yang sakit akibat terluka atau bila burung menunjukkan gejala akan terserang suatu penyakit. Untuk itu, perlu disiapkan beberapa peralatan di dalam sebuah kotak khusus. Peralatan itu antara lain sebagai berikut: (Tabel 2)

TABEL 2. BAHAN DAN ALAT DALAM TINDAKAN PERTOLONGAN BESERTA FUNGSINYA
Selain itu, diperlukan juga lampu penghangat berupa sebuah lampu pijar (bohlam) berkapasitas 40—60 watt atau sebuah lampu infra merah. Jika burung peliharaan menunjukkan gejala sakit maka dapat langsung diberikan pertolongan sementara sebelum dibawa ke dokter hewan. Tindakan pertolongan ini meliputi beberapa hal.
1. Memberikan kehangatan pada tubuh burung
Burung yang sakit diisolasi, dipisahkan dari burung lain yang sehat. Burung itu dimasukkan ke dalam sebuah sangkar yang telah diberi alas koran. Disediakan sedikit minum. Berikan kehangatan pada tubuh si burung melalui lampu pijar berkapasitas 60 watt. Untuk mengurangi sinar dari lampu dapat diberikan penghalang berupa kain atau kertas. Perlu diperhatikan agar bahan penghalang sinar lampu ini tidak mudah terbakar, suhunya pun sebaiknya tidak melebihi 37° C.
2. Memberikan pakan ekstra
Berikanlah pakan ekstra yang mempunyai kandungan gizi tinggi, seperti kroto basah, madu, susu, daging, atau hati tergantung pada jenis burungnya. Pakan ini diberikan dalam bentuk bubur (jus). Jika burung menolak untuk makan sendiri maka harus dipaksakan, dicekokkan langsung ke mulutnya dengan memakai alat spuit. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan hati hati agar tidak salah memasukkan pakan ini ke saluran pernapasan.
3. Memberikan minuman
Burung yang sedang sakit akan jarang minum. Padahal, pada saat sakit burung akan lebih banyak buang air dengan kondisi feses yang lebih encer sehingga dapat menyebabkan dehidrasi (hilangnya cairan tubuh). Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan cara memberikan pakan yang banyak mengandung air, misalnya buah pepaya. Dengan cara ini maka bahaya dehidrasi dapat diperkecil.
4. Memberikan ketenangan
Burung yang sakit juga membutuhkan ketenangan lingkungan. Dengan lingkungan yang tenang maka bahaya stres dapat diperkecil
karena stres akan memperburuk kondisi tubuh burung. Sebaiknya dihindari pandangan dan suara manusia, burung, hewan lain, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan gangguan pada burung yang sakit.

>>>PENYAKIT BURUNG
Penyakit burung dan pengobatannya
No
Gejala
Nama dan penyebab
Keterangan

Penyakit karena kekurangan asupan pakan yang seimbang
1
Pertumbuhan terhambat, rabun senja, mata menjadi sakit (xeropthalmia), kulit dan bulu menjadi kasar, gangguan reproduksi, persendian membengkak dan kaku. Jika kondisi parah akan timbul kebutaan
Avitaminosis A/ Kekurangan vitamin A



2
Nafsu makan hilang; tubuh kurus, otot lemah, terjadi degenerative syarat tubuh, dan kelumpuhan
Polyneuritis/ Kekurangan tiamin (Vitamin B1)
Burung terkena polyneuritis jangan diberi pakan mengandung thiaminase, seperti ikan mentah


3
Tumbuh lambat, terjadi sindrome curled toe paralysis (anak burung berjalan pada persendian tarsonuta tarsus dan jari-jarinya melekuk ke dalam), kelumpuhan kaki dan daya tetas telur menurun.
Paralysis/Kekurangan riboflavin (vitamin B2)



4
Bulu rontok, pertumbuhan lambat, kulit bersisik dan daya tetas telur turun.
Avitaminosis B5/Kekurangan vitamin B5 (asam pantotenat).



5
Pertumbuhan lambat, ada kutil di jari-jari dan kaki, gemetaran, gerakan badan tak terkoordinasi.
Dermatitis/Kekurangan B6 atau piridoksin.



6
Gejala: Pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu jelek, daya tetas telur rendah.
Avitaminosis B12/ Kekurangan vitamin B12



7
Selaput lender mulut membengkak, berdarah dan luka-luka; tulang lemah; kapiler darah mudah pecah
Avitaminosis C/Kekurangan Vit C



8
Tumbuh lambat; tulang kaki dan dada membengkak; paruh lunak dan kulit telur tipis.
Rachitis/ Kekurangan vitamin D dan kalsium



9
Tumbuh lambat; kegagalan reproduksi; gangguan jantung; tidak bias berjalan atau berdiri secara normal; lumpuh; alami enchephalomalica: penyakit dari otak yang menyebabkan burung berputar-putar ke belakang atau lari ke belakang, ke samping, atau berjungkir balik
Perosis (Avitaminosis E)/ Kekurangan Tokoferol (Vitamin E)



10
Mudah terluka, alami pendarahan; pembuluh kapiler mudfah rusak dan/ atau pecah
Hemorraghi/Kurang vitamin K



Penyakit karena defisiensi mineral
1
Kelainan tulang; pembesaran persendian; kelumpuhan dan pelunakan tulang tua
Demine – ralisasi tulang/Kekurangan Ca (Kalsium)



2
Timbul rachitis dan osteomalacia; pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah, tulang atau kayu; kelemahan otot dan kekuan persendian
Kekurangan P/Kekurangan P (phosphor)



3
Kejang-kejang; sempoyongan
Tetany (Kekurangan Mg) / Kekurangan Mg (Magnesium)



4
Tumbuh terganggu; lemah; mudah kena tetanus yang diikuti kematian
Defisiensi K (Kalium)/ Kekurangan Kalium



5
Kekurangan NaCl (garam dapur)
Penurunan berat badan akibat penurunan konsumsi makanan/ Kekurangan garam dapur
Memberikan garam dapur dalam bentuk batangan merupakan langkah tepat. Pemberian NaCl tidak lebih dari 2% dari total pakan.


Penyakit karena protozoa
1
Kotoran warna merah; diare berdarah yang berlanjut ke kematian
Koksidiosis/berak darah/ Disebabkan serangan Eimeria sp



Penyakit karena bakteri
1
Kotoran putih seperti kapur. burung lesu
Pullorum/ berak kapur/Bakteri Salmonella pullorum



2
Kotoran encer tidak wajar; burung lesu, nyekukruk
Enteritis/ Bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia



Penyakit karena virus
1
-Suhu naik; demam; nafsu makan turun;-lesu lemah; muncul gejala kena flu, ingus keluar dan bersin-bersin
Psittacosis/ Virus Miyaga- wanella psittaci



2
Nafsu makan turun;-lesu; juga muncul gejala kena flu, ingus keluar dan bersin-bersin
Sinusitis atau coryza/ Virus mycoplasma dan chlamydia



Penyakit karena jamur
1
-Sulit bernafas; serak, suara bahkan sampai hilang, paruh membuka,- lemah, lesu-nafsu makan turun;-menjulurkan leher
Aspergilosis/ Makanan dan tempat yang ditumbuhi aspergillus fumigatus



2
-Lesu, bulu kusam, bagian mulut yang terinfeksi jika dibuka terdapat selaput berwarna putih kekuningan; sesak nafas.-nafsu makan turun.
Makanan tercemar jamur Candida albicans. Jamur bisa menyebar sampai ke air sac (kantung udara).



Penyakit karena parasit
1
- Bulu rusak;- Burung gelisah- Suka mematuki bulu sendiri- Kanibal sesamanya;- Macet berkicau; -Berkicau tidak los suaranya
Ektoparasit (parasit yang menyerang dari luar)/Bermacam jenis kutu dan tungau



2.
Lesu, nafsu makan turun, berat badan turun; bulu kusam’ bulu rontok belum waktunya
Endoparasit (serangan dari dalam)/ Sejumlah jenis cacing “Jenis-jenis cacing pengganggu burung”



Penyakit karena stres

Stres sebenarnya bukan penyakit tetapi burung terlihat ketakutan, atau diam tak bergerak, tidak mau makan dsb
Stes bisa disebabkan karena perkelahian, pengang-kutan, penangkapan dll.




>>>JENIS-JENIS CACING PENGGANGGU BURUNG
Berbagai jenis cacing beserta akibat yang ditimbulkannya sering kali ditemukan di dalam tubuh burung. Di antaranya yang banyak dijumpai adalah cacing tenggorokan (Syngamus trachea), cacing rambut (Capillaria sp.), cacing gelang (Ascaridia sp.), dan cacing pita (Cestoda).
1) Cacing tenggorokan
Gejala: Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.
Penyebab: Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian.
2) Cacing rambut
Gejala: Tidak ada gejala yang khas. Gejala yang tampak hanyalah burung menderita diare. Namun, jika seekor burung terkena maka akan menjalar dengan cepat kepada seluruh penghuni sangkar tersebut sampai akhir-nya dapat mematikan seluruh isi sangkar tersebut.
Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan melalui darah burung yang dihisapnya.
3) Cacing gelang
Gejala: Serangan cacing ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Akibat serangan cacing ini dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia) dan keracunannya pada burung inang oleh ekskresi buangan dari parasit. Demikian juga kebiasaan cacing ini menggerombol pada satu tempat dapat menyebabkan tersumbatnya usus sehingga berakibat burung inang mati.
Penyebab: Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok, merpati, dan unggas.
Tanah yang terinfeksi cacing dapat dikeduk bagian atasnya kemudian diberikan kapur pertanian serta disemprot dengan larutan desinfektan, seperti FreshAves.
4) Cacing pita
Gejala: Cestodiosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing pita, se-perti Davainea proglottina, Raillietina sp., Amoebotaenia sphenoides, dan Choanotaenia infundibulum. Gejala umum yang tampak pada burung yang terserang cestodiosis adalah lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan), sedikit diare. Cestodiosis davainea dapat menye-babkan burung tampak selalu membuka paruhnya seperti kehausan, sedangkan cestodiosis raillietina dapat menyebabkan bulu burung men-jadi kasar.
Penyebab penyakit ini adalah cacing pita. Cacing pita yang terpendek adalah Davainea proglottina (0,5 mm—3 mm) dan yang terpanjang adalah Raillietina tetragona dan R. echinobothrida (25 cm).
Selain pengobatan terhadap cacing, upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Hewan perantaranya yaitu lalat dan siput darat perlu dibasmi. Hewan ini dapat menularkan telur-telur cacing yang dimakan pada inangnya, yaitu unggas dan burung.

>>>PENCEGAHAN AGAR BURUNG TIDAK SAKIT
“Lebih baik mencegah daripada mengobati” adalah ungkapan yang juga berlaku di dalam dunia kesehatan burung. tJngkapan itu menjadi penting karena pengobatan pada burung lebih sulit daripada mamalia. Hal ini berkaitan dengan masih jarangnya penelitian mengenai kesehatan burung, terutama untuk burung liar, sehingga belum dapat ditentukan jenis obat yang cocok dan dosis yang tepat bagi setiap jenis burung. Oleh karena itu, ketentuan untuk pengobatan burung masih menggunakan ukuran standar yang berlaku pada ayam, yang proporsinya cukup berbeda dengan burung-burung peliharaan yang umumnya berasal dari alam liar. Secara umum, beberapa hal berikut perlu diperhatikan dalam perawatan dan kesehatan burung.
1.    Burung harus dijauhkan dari kondisi-kondisi penyebab stres, misalnya populasi yang terlalu padat di dalam sangkar atau kemungkinan ada burung yang terlalu dominan.
2.    Sangkar dijaga supaya tikus dan burung gereja tidak sampai masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, ukuran kawat sangkar harus cukup rapat, spasi tidak lebih dari 2 cm.
3.    Burung harus dihindarkan dari kondisi alam atau cuaca yang terlalu ekstrem, seperti kepanasan atau kedinginan.
4.    Suplemen vitamin dan mineral harus diberikan secara teratur pada pakannya.
5.    Kebersihan sangkar serta tempat pakan dan minum harus selalu terjaga.
6.    Pakan yang diberikan harus dalam kondisi baik.
7.    Kondisi burung diperiksa sekurang-kurangnya dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.

>>>KASUS PENYAKIT UMUM SAAT INI DAN CARA PENANGANANNYA
1. BURUNG MAKAN BULU SENDIRI
Ada beberapa kemungkinan burung matukin bulu sendiri.
Perilaku mematuki bulu sendiri ada yang normal dan tidak normal.
1. Perilaku yang normal biasanya dilakukan sehabis mandi atau ketika burung ingin mandi dalam rangka berhias diri dan merapikan bulu-bulunya. Bulu yang tidak sehat atau patah-patah biasanya secara naluriah akan dibuang burung dengan cara mencabutnya.
2. Perilaku yang tidak normal. Hal ini akan menyebabkan burung botak-botak karena berlebihan. Hal ini disebabkan banyak kemungkinan.
a. Anda menempatkan burung barangkali di tempat yang terlalu kering udaranya. Cobalah dua hari sekali terutama pada waktu udara panas, burung disirami air bersih dengan menggunakan hand sprayer. Semprotkanlah pada burung dan sekitar kurungannya, tetapi jangan sampai burung ketakutan. Jadi penyemprotan dilakukan pelan-pelan dengan semprotan halus seakan-akan air hujan sepoi-sepoi basah.
b. Mungkin burung tersebut kekurangan suatu macam vitamin dan mineral, juga mineral oil. Pemberian vitamin dapat dilakukan dengan memasukkan ke dalam pakan atau air minum burung tergantung bentuk vitamin dan mineral yang diberikan.
c. Mungkin karena adanya ektoparasit, yaitu kutu mite dan flea. Untuk mengatasinya coba semprot dengan hati-hati menggunakan insketisida yang bahan aktifnya pyrethrine.
d. Barangkali kandang kurang ventilasi dan sinar matahari. Upayakan untuk memperbaiki ventilasi dan pemasukan sinar ultarviolet.
2.  KAKI BERKERAK, BENGKAK KENA CACAR
Benjolan seperti daging tumbuh, baik besar atau kecil, kasar (berkeropeng) maupun halus, sering kita jumpai pada bagian tubuh burung dan merpati. Kalau Anda menemui hal seperti, baik di ruas kaki, muka, dekat paruh, dan beberapa bagian lain yang terbuka, atau bahkan di dalam mulut burung, tidak perlu panik meski harus segera melakukan tindakan pengobatan.
Pada burung kenari misalnya, sering tumbuh daging sebesar jewawut di sekitar paruh dan atau sekitar matanya. Pada burung merpati misalnya, sering kita jumpai bejolan daging tumbuh di dekat dubur, di sekitar paruh bahkan di dalam mulutnya.
Cacar
Untuk benjolan kecil seperti yang tumbuh pada burung kenari, itulah yang sering disebut pox (cacar burung). Karena tumbuh di kenari, maka disebut canary pox. Kalau dia tumbuh pada burung merpati, disebut pigeon pox. Gejala lain yang muncul bisa berupa kutil di sudut mulut dan kaki, tetapi paling fatal akibatnya adalah jika tumbuh di saluran pernafasan (dipteri).
Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar (avian poxvirus).
Untuk mengatasi hal ini, bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.      Karena canary pox disebabkan oleh virus dan dapat ditularkan oleh nyamuk, maka kurungan perlu diselimuti dan diisolasi.
2.      Untuk mengantisipasi infeksi sekunder, olesi benjolan-benjolan tersebut dengan BirdCream sehari sekali selama sepakan.
Tumor
Ada juga benjolan, bahkan bisa berada di dalam mulut, yang bukan disebabkan oleh cacar, tetapi oleh adanya papilomatosis atau tumor tidak ganas pada kulit. Pada kasus lain, bisa jadi itu disebabkan oleh adanya infeksi sejenis jamur yang disebut Candida albicans.
Potongan hasil operasi papilomatosis. Foto dari http://www.myoops.org.
Dalam kasus-kasus tersebut, perlu dilakukan:
1.      Bagian yang mati atau membusuk dipotong (hati-hati apabila ada pendarahan), kemudian ditotol-totol dengan BirdCream. Lakukan pengolesan setiap hari sampai sembuh.
2.      Berikan obat BirdBlown dengan cara pemakaian seperti disebutkan dalam brosur Om Kicau.
3.      Burung sebaiknya dipisahkan untuk keperluan perawatan dan pemberian pakan bergizi baik, dengan kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Jika burung kesulitan makan, maka pakan bisa kita lolohkan.
Candida Albicans
Seperti disebutkan di atas, infeksi pada mulut atau juga saluran pencernaan lain hingga sampai dubur, bisa disebabkan oleh adanya infeksi Candida Albicans. Candida albicans adalah jamur yang biasa tumbuh pada lingkungan yang memungkinkan dan pada burung bisa mempengaruhi saluran pencernaan.
Saluran pencernaan, daerah rawan serangan candida albicans.
Seperti disebutkan dalam pethealthna.lifelearn.com, hal itu merupakan penyebab umum dari apa yang disebut “sour crop” atau “crop infection” (ingluvitis), terutama pada burung muda. Penyebaran bisa melalui burung dewasa, air, lingkungan yang terkontaminasi dan tangan manusia yang memberikan pakan. Bahkan pemelihara burung, bisa sudah terinfeksi jamur ini, yang dikenal sebagai infeksi ragi atau jamur.
Candida dapat menjadi penyebab primer atau sekunder dari terjadinya infeksi. Candida dalam jumlah kecil, biasanya dianggap sebagai penghuni umum/normal pada saluran pencernaan burung. Gangguan atau ketidakseimbangan populasi bakteri di saluran pencernaan bisa menyebabkan pertumbuhan cepat dari Candida.
Menangani infeksi candida dapat digunakan obat antijamur. Atau lakukan pengobatan dengan mycostatin. Namun demikian akan labih baik jika hal itu dilakukan pula dengan melakukan sanitasi memakai FreshAves, menjaga kebersihan kebersihan makanan dan lingkungan burung Anda.

3.     BURUNG TIBA-TIBA LUMPUH
Saat ini banyak ditemui kasus burung tiba-tiba seperti lumpuh, lemah tidak bertenaga dan hanya nyekukruk di dasar sangkar, meski kalau diberi makan dia masih mau menyantapnya.
Kalau kondisi seperti ini, biasanya antibiotik tidak bisa membantu. Burung seperti itu pada awalnya bukan disebabkan terkena serangan mikroba dan karenanya tidak memerlukan antibiotik untuk pengobatannya.
Hal seperti itu umumnya disebabkan burung kekurangan asupan mineral, khususnya kalsium. Kekurangan salah satu mineral akan membuat burung ngerdop karena tanpa mineral yang cukup, maka vitamin dan makanan lain tidak akan terolah dengan baik di dalam sistem pencernaan dan metabolisme burung.
Ketika burung kondisi ngedrop, maka muncullah anemia. Burung sangat lemas tidak bertenaga.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengatasi anemianya dengan memberikan vitamin B12. Karena tidak ada preparat tunggal B12, Om bisa memberikan vitamin B complex atau multivitamin lainnya dengan kandungan B12 yang besar.
Pada saat yang sama, burung harus tetap mendapatkan asupan makanan yang baik. Hanya saja, selama sistem pencernaannya belum berfungsi normal, akan sulit bagi dia mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup.
Jika burung masih mau makan dan dia adalah pemakan serangga, berikan saja kroto dengan ditaburi multivitamin, misalnya BirdVit. Multivitamin yang dilarutkan ke air dan berharap burung mau meminumnya adalah pekerjaan yang sia-sia karena yang terminum hanya sedikit.
PERHATIAN:
Usahakan pemberian apapun supaya masuk ke dalam pencernaan burung tidak dengan cara dipegang. Sebab, burung dalam kondisi drop, jika dipegang akan seperti tersentak karena tidak punya labirin dan hal ini bisa menyebabkan kematian.
Drh Jatrmiko Jogja pernah mengatakan kepada saya, untuk memberi asupan pakan burung seperti ini usahakan dengan menggunakan injeksi yang ujungnya diganti dengan selang kecil. Tetes-teteskan apa yang kita harapkan dikonsumsi burung itu di atas paruh dengan harapan ada bagian yang masuk ke mulut burung dan terminum.
Repot memang, tetapi itulah cara terbaik yang pernah disarankan dokter hewan.
Drh Dharmojono, konsultan perburungan di majalah Infovet pernah menulis, burung dalam kondisi sakit, jika tertekan di bagian dada bisa langsung tersedak dan mati di tangan kita.

4.       BURUNG TERKENA SNOT
Gejala dan tanda-tandanya sebagai berikut:
- Mata Love Bird berair dan seperti selalu menangis.
- Burung yang sakit selalu menggosok-gosokkan matanya ke tangkringan.
- Mata membengkak dan memerah disekitar kelopak mata bagian luar.
- Kotoran (feses) berwarna tidak normal, putih encer dan berbau tidak sedap.
- Nafsu makan turun drastis. Sehingga burung kurus, lemah dan selalu mengantuk.
- Dalam dua minggu, burung burung yang sakit tersebut mati.
Penyebab
1.      Kandang yang tidak bersih.
2.      Sirkulasi udara yang buruk.
3.      Penggunaan obat antibiotika yang tidak tepat.
Solusi yang kita berikan adalah:
a.       Selalu bersihkan kandang secara rutin dan berkala.
b.      Semprot kandang dan semua ornamen kandang dengan disinfektan seperti FreshAves.
c.       Perkuat daya tahan tubuh burung (imum) dengan pemberian multivitamin dan multimineral yang bermutu baik, seperti BirdVit.
d.      Untuk burung yang sakit, segera obati dengan obat StopSnot.
Penggunaan StopSnot dilakukan sesuai petunjuk yang diberikan pada brosur. Selama pengobatan, burung ditempatkan di sangkar yang diberi lampu sebagai penghangat. Selain itu, sehari sekali, bagian yang bengkak diusap-usap perlahan dengan kain lembut yang dibasahi dengan air hangat.

5.  BURUNG SERAK, KEHILANGAN SUARA KARENA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
A. Psittacosis
Psittacosis adalah salah satu penyebab burung serak atau bahkan kehilangan suara. Menurut dokumentasi dalam New South Wales Multicultural Health Communication Service (mhcs.health.nsw.gov.au) psittacosis adalah penyakit langka yang biasanya ditularkan burung kepada manusia dan disebabkan oleh kuman yang bernama Chlamydia psittaci.
Bagaimana penyebaran penyakit ini?
Pada umumnya infeksi terjadi kalau orang menghirup kumannya – biasanya dari kotoran kering burung yang terkena infeksi. Orang juga dapat terkena karena berciuman ‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani bulu dan sel badan burung yang terkena penyakit. Tidak ada bukti bahwa Psittacosis menular di antara sesama manusia.
Semua jenis burung rentan terhadap infeksi tapi yang dipelihara (misalnya beo, betet dan kakaktua) dan unggas (kalkun dan bebek) adalah yang paling sering menularkan penyakit ini pada manusia.
Bagimana gejala psittacosis?
Selang waktu dari burung yang terkena kuman dan perkembangan gejalanya tidak menentu, yakni antara 4-15 hari.
Burung yang terkena serangan ini kadang tidak menunjukkan tanda yang signifikan karena burung hanya terlihat lesu kehilangan suara atau serak. Pada banyak kasus, burung juga bersin-bersin atau batuk bahkan sulit bernafas, beringus, dan kadang juga disertai mencret.
Menangani serak dan hilang suara pada burung
Pisahkan burung dari burung yang lain agar tidak menularkan penyakit ini lalu diobati dengan antibiotika dan kuman di sangkarnya dibasmi.
Untuk obat bagi burung yang terkena serangan psittacosis atau terkena serak dan hilang suara bisa diberikan BirdBlown secara teratur dan konsisten sesuai penjelasan dalam brosur.
Lakukan pembasmian semua parasit dan jamur serta mikroba di sekitar lingkungan burung dengan FreshAves.
B. Infeksi lain saluran pernafasan
Selain serak atau hilang suara karena psittacosis, serangan parasit dan mikroba lain di saluran pernafasan juga akan menyebabkan burung serak atau kehilangan suara.
Untuk pengobatan secara cepat, bisa digunakan BirdTwitter. BirdTwitter adalah larutan oral yang mengandung zat antiparasit baik ekstro maupun endo penyebab burung serak, sesak nafas dan macet bunyi.

6.       BURUNG KURANG GACOR DAN KURANG POWER
Burung yang kurang gacor padahal kondisi fisik terlihat bagus, dalam banyak hal memang bukan karena terserang penyakit. Namun hal itu disebabkan karena kurang maksimalnya kerja sistem metabolisme tubuh. Ada pula hal itu disebabkan karena burung kurang birahi, atau sedang dalam masa rekondisi sehabis mabung, atau bisa juga kegemukan.
Berikut ini beberapa penyebab burung kurang gacor dan cara mengatasinya:
1.      Tidak gacor karena kegemukan sehabis masa mabung, bisa gunakan BirdSlim. BirdSlim adalah larutan oral yang mengandung Carnitine HCL, Sorbitol, Magnesium Sulfat dan Extract Vegetable untuk memecah lemak pada burung yang kegemukan tetapi menjagi nafsu makan tetap terjaga, memperbaiki efisiensi pakan, mengatasi stress karena temperature panas dan penyakit, penyedia energy, meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi, memperbaiki fungsi hati dan ginjal serta menjaga kondisi fit pada burung.
2.      Tidak gacor karena pada dasarnya kekurangan asupan pakan yang seimbang. Burung yang terlihat sehat, langsing, tetapi tidak gacor atau selalu nggembos di tengah jalan jika ditrek, bisa diatasi dengan pemberian BirdPower. BirdPower mengandung ATP dan vitamin lengkap serta mineral yang memang ditujukan untuk membuat burung gacor dan fit.
3.      Bisa jadi karena memang “mentalnya” kurang bagus dalam artian tidak memiliki sifat dominan sehingga melempem jika ketemu lawan di lapangan atau ketika ditrek di arena latberan atau lomba.
Untuk mengatasi hal itu, bisa gunakan TestoBird dan/atau TestoBirdBooster. Untuk penjelasan apa itu TetsoBird dan TestoBirdBooster termasuk cara kerjanya, silakan cek artikel Hormon testosteron pemicu revolusi perawatan burung kicauan: Hot Topic.

7.      GANGGUAN REPRODUKSI: TIDAK SEGERA JODOH, TIDAK BERTELUR, TELUR GAGAL MENETAS
Gangguan reproduksi memang bukan suatu “penyakit”. Jika burung Anda terlihat sehat dan fit tetapi tidak juga segera jodoh ketika dijodohkan, tidak juga bertelur meski sudah terlihat jodoh, atau terjadi perkawinan tetapi telur kosong melulu, maka hal itu pertanda bahwa burung Anda kekurangan hormon reproduksi.
Pada burung jantan, hal itu bisa diatasi dengan pemberian hormon stimulan reproduksi berupa hormon testosteron, untuk memacu kerja testis menghasilkan testosteron dalam jumlah yang cukup untuk berlangsungnya reproduksi.
Sementara untuk burung betina perlu diberi hormon perangsang pada kerja kelenjar estrogen agar burung betina siap dibuahi dan sukses dalam pembuahan.
Dalam taraf penjodohan, Anda bisa menggunakan BirdMature atau untuk burung yang sangat bermasalah dalam penjodohan Anda bisa memberikan BirdHormon. BirdHormon adalah testomin untuk burung jantan dan betina yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan pilihan yang diekstrak secara modern.

8.       MOLTING ATAU MABUNG TIDAK TUNTAS, SULIT MOLTING, BULU BOTAK TIDAK SEGERA TUMBUH
Sulit mabung:
Jika burung Anda tidak segara mabung padahal seharusnya sudah terjadi, maka bisa diduga hal itu disebabkan burung kekurangan mineral untuk berlangsungnya proses molting secara wajar.
Untuk memulai proses molting (agar bulu segara rontok) Anda bisa menggunakan BirdMolt-Pre. PreMolt berisi 3 mineral esensial yang diperlukan untuk membuka pori-pori kulit di sekitar pangkal bulu sehingga bulu mudah terlepas.
Bulu sulit tumbuh atau botak:
Jika burung Anda botak sehabis terkena serangan kutu (baik mite ataupun flea) atau lambat dalam pertumbuhan bulu, Anda bisa menggunakan BirdMolt-Post. BirdMolt-Post berisi multivitamin dan mineral yang membantu pembentukan metionin dan sistin yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bulu.




feedburner