Scientific classification
|
|
Kingdom
|
: Animalia;
|
Phylum
|
: Chordata;
|
Class
|
: Aves;
|
Order
|
: Passeriformes;
|
Suborder
|
: Passeri;
|
Family
|
: Laniidae;
|
Genera Lanius;
|
|
Eurocephalus Corvinella;
|
|
>>>Umum
Burung Cendet /
Burung Pentet merupakan salah satu burung predator yang memiliki suara variasi
isian yang sangat baik. Banyak Kicaumania yang menganggap perawatan burung
jenis ini susah. Padahal merawat burung ini sama mudahnya dengan merawat burung
berkicau jenis lain. Burung Cendet adalah burung cerdas dari keluarga Turdidae.
Cendet termasuk
burung favorit untuk para penghobi yang senang dengan burung yang bisa
menirukan berbagai suara burung lain. Dulu sekitar awal 1990-an, seperti
ditulis Anang Dewanto dan Maloedyyn Sitanggang di Merawat & Melatih
Burung Kicauan, cendet merupakan burung yang belum banyak diminati. Bahkan
harganya tidak lebih dari harga burung kutilang.
Namun, dalam perkembangannya, orang mengetahui bahwa selain memiliki bentuk
fisik yang indah, ternyata burung ini mempunyai suara yang menarik dan dapat
memaster suara burung lainnya. Karena itu, berbondong-bondonglah orang berusaha
mendapatkan burung ini dan mencari kualitas yang terbaik.
Tipe suara
Cendet yang ngerol, cenderung mendominasi suara ocehan burung lainnya jika kita
gantang di dalam rumah bersama-sama. Dibanding burung lain, Cendet yang bisa
memiliki lagu variatif (tergantung pola pemasterannya) ini, memiliki warna
suara yang merdu. Meski bisa sangat keras, tetapi tidak memekakkan telinga.
Beda dengan warna suara burung-burung kicauan lainnya.
>>>Habitat
Cendet juga
memiliki nama lain, seperti bentet, pentet, dan toet (Jawa Barat) dan burung
ini merupakan burung petengger dan pemangsa yang agresif dari Famili Laniidae.
Famili Laniidae mencakup 74 spesies yang dibagi dalam 4 subfamili. Cendet yang
umum termasuk dalam subfamili Laniinae dan Genus Lanius.
Jenis cendet
sendiri bermacam-macam yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Salah
satunya, adalah cendet abu-abu besar (L excubitor). Spesies ini memiliki
ukuran tubuh terbesar dengan panjang sampai 25 cm. Cendet ini berkembang biak
di Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
Bersama dengan cendet
hitam putih (L ludovicianus), burung – burung ini merupakan spesies yang
biasa tinggal di dunia baru (Amerika). Jenis lainnya, cendet abu-abu kecil (L.minor)
yang memiliki habitat di Eropa Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian
timur. selain itu,
Cendet kepala
merah (L senator) yang tinggal di Inggris bagian selatan, Eropa, Asia,
dan Afrika. Ada pula jenis burung bentet yang memiliki bentuk serupa yang
terdapat di India dan Asia Tenggara, yakni cendet cokelat (/.. christatus) yang
banyak dilombakan di Indonesia dan cendet leher hitam (L colarris).
Burung ini
memiliki habitat asli di hutan, terutama di pepohonan tinggi. Makanan yang
disukainya adalah biji-bijian, serangga, dan buah. Sarang burung ini biasanya
terbuat dari ranting, rumput, lumut, bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat
dengan menggunakan sarang laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak
pada ketinggan 4—6 meter dari atas tanah. burung ini mampu menghasilkan telur
sebanyak 3—6 butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan menetas
setelah dierami selama dua minggu.
Pada masa
pengeraman, sebagian besar waktu induk betina dihabiskan untuk mengerami
telurnya. Untuk mendapatkan makanan, induk jantan akan menyuapinya. Pada usia
2—3 minggu setelah menetas, biasanya anakan cendet telah mulai belajar terbang
dan meninggalkan sarangnya.
>>>Karakter dasar burung Cendet
- Ganas apabila lapar. Burung ini akan berlaku agresif apabila lapar.
- Petarung yang memiliki teritorial. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
- Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Cendet lain, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
>>>Ciri Fisik
Panjang
tubuhnya 20—25 cm. Paruhnya membentuk kait di bagian ujung, serupa dengan
burung falkon, sejenis burung elang. Cendet juga memiliki tungkai yang kuat dan
cakar yang tajam yang dipergunakan untuk mencengkeram mangsanya di udara. Sayap
yang pendek dan bulat menyandang 10 batang bulu sayap luar primer dan ekor yang
bulat memiliki 12 bulu yang berfungsi sebagai kemudi ketika cendet sedang
terbang. Cendet juga mempunyai bulu kaku yang tumbuh di sekitar moncongnya.
Ciri khas
burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang
berbunyi. Nyanyian cendet mencakup nada-nada yang harmonis. Berbeda sekali
dengan pekikannya yang ribut dan kedengaran kencang melengking. Sifat asli
burung cendet adalah galak. Jika mematuk, biasanya sekaligus menggigit dengan
paruhnya yang tajam. Jika menggigit tangan atau bagian tubuh lainnya, biasanya
akan meninggalkan bekas gigitan di bagian tubuh tersebut.
Namun, jika
burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan, sifat galaknya akan sedikit
hilang. Bahkan burung ini akan mendekat jika melihat tangan kita. Cendet akan
langsung turun seolah-olah kita akan memberinya makan.
>>>Ciri jantan dan betina
Untuk
membedakan jenis kelamin burung cendet dapat dilakukan dengan cara mengamati
bagian samping kiri dan kanan burung . Jika di bagian pipinya ada warna hitam
yang mencolok sekali, menunjukkan bahwa cendet tersebut berkelamin jantan.
Untuk betina, warna hitamnya terlihat semu. Dilihat dari bentuk kepalanya,
cendet betina biasanya mempunyai kepala agak menggelembung. Sementara itu,
jantannya memiliki bentuk kepala yang agak ceper mendatar.
Menurut Om
Yulianto Solobaru, cendet jantan ketika anak/trotol ada warna hitam pada
ekornya sedangkan betina tidak jelas saputan warna hitamnya.
Untuk lebih
pasti dapat dilihat di bagian supit burung. Burung cendet jantan mempunyai supit
kecil panjang ditandai dengan motif bulu berupa garis tidak beraturan di bagian
supitnya. Pada betina, bentuk supitnya besar dengan motif bulu garis teratur
seperti kembang.
>>>Memilih Cendet
Perawatan
sebagus apa pun, tidak akan membawa hasil yang maksimal kalau cendet tersebut
memang tidak mempunyai trah atau karakter tempur yang mantap. Kualitas cendet
amat ditentukan oleh faktor genetiknya.
Bagi pecinta
burung, cendet merupakan burung yang sangat menyenangkan. Variasi suara, volume
suara, dan keindahan penampilannya menjadi alasan bagi penikmat kicauan memilih
cendet sebagai klangenannya. Namun, jika kualitas suara yang disasar, jenis
kelamin sangat menentukan kesenangan dalam memelihara burung ini. Cendet yang
berkelamin jantan tentu memiliki warna yang lebih mencolok, variasi suara yang
lebih beraneka ragam, dan volume suara yang keras.
Potensi ngoceh
tanpa henti juga bisa dilihat dari perawakannya. Bakalan yang baik harus
berbadan tegap. Sayapnya terkesan kokoh, rapi, simetris, dan tidak cacat. Pilih
burung berkepala besar, membulat, dan bagian atasnya datar. Burung berkepala
besar diyakini sebagai burung pintar. Perhatikan juga bentuk dan ukuran paruh.
Utamakan cendet
dengan paruh tebal dan panjang, tetapi tampak proporsional dengan ukuran kepala
dan tubuh. Paruh tebal dan tampak kokoh menandakan burung bisa membawakan lagu
dengan tembakan dan volume keras. Sebaliknya, jika paruh terlihat pipih,
cenderung ngerol. Jika ngerol, volume suara akan lebih kecil
karena dibutuhkan napas lebih lama.
Sementara itu,
jika dilihat dari penampilannya, cendet yang rajin berkicau mempunyai ciri
sebagai berikut.
— Bermata jeli
serta berbulu rata dan agak mengilap.
— Gerakannya
gesit, duburnya bersih dari kotoran, serta organ kanan dan kirinya seimbang
— Volume suara
keras.
— Mempunyai
bakat alami (mental) yang baik. Tidak takut ketika bertemu dengan burung
sejenis, baik ketika latihan maupun kontes.
Selain
referensi dari buku Merawat & Melatih Burung Kicauan yang saya kutip
di atas, ada pula tips lain pemilihan cendet sebagai berikut:
- Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cendet jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras. Namun sebaiknya Anda tidak terjebak pada pemilihan jenis kelamin jantan, sebab fakta membuktikan, cendet betina banyak juga yang menjadi jawara.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah cenderung lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Kepala besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
>>>Cara perawatan
a. Perlengkapan
Kandang
1. Sangkar
Sesuai dengan
ukuran tubuhnya, kandang cendet biasanya lebih kecil dibandingkan dengan sangkar
murai atau sangkar anis merah. Ukuran yang umum digunakan adalah 40 x 45 x 70
cm.
2. Tenggeran
Letakkan dua
tenggeran di dalam kandang. Tenggeran terbaik dibuat dari bahan kayu asam yang
struktur kayunya agak kasar meskipun sudah dikupas kulitnya. Letakkan 2 buah
tenggeran tersebut secara sejajar atas dan bawah. Diameter tenggeran 1,5—2 cm.
3. Kerodong
Dalam perawatan
cendet, kerodong berguna untuk membuat cendet istirahat. Penggunaan kerodong
juga bermanfaat untuk perkembangan mentalnya. Untuk cendet muda, gunakan
kerodong dengan warna lembut atau putih. Secara psikologis, burung muda masih
takut menghadapi perubahan lingkungan secara drastis. Kerodong warna putih juga
berfungsi untuk mengontrol kebersihan kandang dan burung . Jika dirasakan
burung telah bisa beradaptasi, baru boleh mengganti kerodongnya dengan warna
yang lebih gelap.
Tetapi saya
sarankan, kerodong burung jika memang perlu saja sebab burung yang terlalu
banyak kerodong, kurang banyak berlatih bernyanyi. Lain misalnya burung yang
akan dipersiapkan untuk lomba, maka kerodong selama 3-4 hari sebelum turun
lomba adalah langkah yang baik. Tujuannya, agar burung menyimpan tenaga atau
stamina.
b. Pakan
Ada beberapa
versi cara pemberian pakan untuk burung cendet. Ada yang menyebutkna, pakan
diberikan setelah burung dimandikan. Pada pagi hari, berikan jangkrik 10 ekor
dan kroto 1 sendok makan, dan pada sore hari berikan jangkrik 5 ekor dan kroto
1 sendok makan. Khusus untuk setiap hari Jumat dan Sabtu, menu makanannya
ditambah lagi. Pada pagi hari, berikan jangkrik 15 ekor dan ulat hongkong 3
ekor. Pada sore hari, diberi jangkrik 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor.
Sementara itu,
pada saat burung akan dilombakan (biasanya hari Minggu), jumlah jangkrik dan
kroto tetap tetapi ditambah ulat hongkong 5 ekor. Setelah lomba, cendet kembali
diberi jangkrik 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor dan kakinya disemprot air.
Burung cendet
sebaiknya tidak dilombakan lebih dari dua kali dalam satu bulan. Hal ini
bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil. Jika stamina burung kurang
baik, akan memengaruhi mental dari burung cendet itu sendiri. Untuk kepentingan
lomba dan meningkatkan performa burung kicauan, pemberian makanan tambahan atau
extra fooding diperlukan. Extra fooding yang bisa diberikan
adalah jangkrik, kroto, dan ulat hongkong.
Ada juga tips
lain, sebagai berikut:
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cendet. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Cendet yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Harus hati-hati
dalam pemberian extra fooding karena dapat menyebabkan cendet menjadi
sering bersalto. Hal ini dapat mengurangi kemerduan suaranya. Namun, salto pada
burung cendet sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini.
- Pastikan burung kecukupan multivitamin dan mineral yang menjaga stamina dan metabolisme burung selalu dalam kondisi prima.
- Mandikan burung sebaiknya dua kali setiap hari, pagi dan sore, ketika matahari masih ada.
- Sementara waktu, burung yang mengalami mabung, hanya diberikan voer.
- Pahami karakter burung dengan mengubah posisi atau jumlah tenggeran. Misalnya, dua tenggeran yang diletakkan atas bawah diubah posisinya menjadi sejajar atau jumlah tenggeran dikurangi.
- Cara lainnya, mengubah jenis atau ukuran kandang.
Perawatan umum
cendet
Perawatan
harian untuk burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya,
kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
- Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai
pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung
sejenis.
Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong. - Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
- Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
- Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan
apabila cendet over birahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
- Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Mandi malam
Penanganan
apabila Cendet kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
- Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
>>>Perawatan dan setelan Cendet mabung
Masa mabung
(moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu
yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25%
dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam
tubuh burung.
Bulu-bulu dan
selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang
disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam
amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus
bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung
mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru.
Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat
mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang
diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak
ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada
“Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk
tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat
kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan
burung melewati masa mabung.
Hal yang paling
utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan
suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk
menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat
diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus
pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral
yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada
umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa
mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu
yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu
tersebut antara lain:
* Penyakit -
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada
usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk
– Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi
bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi
bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah
kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi
– penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau
bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada
merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu
burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres
– Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna
dan sebagainya.
Apa yang perlu
Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan
segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan
tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya
Polyoma.
Ketiga, berikan gizi
yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja
perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab
terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat
burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu
Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
>>>Perawatan dan stelan burung cendet untuk
lomba
Perawatan lomba
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada
tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang
diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba
yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini
Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
Penting
- Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Cendet lain.
- Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan
stelan Cendet pasaca lomba
Perawatan pasca
lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik
burung.
Berikut ini
Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cendet:
- Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
- Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
SUARA MASTER
YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET / PENTET
Irama lagu yang
dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba
burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik
utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).
Memilih
suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih
suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.
Sangat banyak
metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung
berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam
prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang
akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat
menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos
lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam
keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya;
Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan
mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam
keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan
pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.
Alasannya
karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan
sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung
tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan
mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya
sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.
Kunci
keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau) adalah memaster
burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan
karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).
>>>PROBLEM UTAMA CENDET
1. Gampang
rontok bulu
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral.
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral.
2. Loncat-loncat. Penyebabnya adalah kurang birahi atau bisa juga
terlalu galak, serta adanya gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni
tungau kantung udara yang tidak kasat mata. Jika burung terlalu galak, disemprot
sprayer sedikit sebelum tanding; atau bisa juga diberi cacing. Sementara untuk
burung kutuan atau kena tungau, burung memang sepertinya tidak kutuan, tetapi
sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya.
3. Tidak juga segera bunyi biasanya disebabkan burung masih terlalu muda atau
burung tidak fit.
4. Nyekukruk tidak semangat,
biasanya dikarenakan cacingan.
5. Jika cendet
suka salto.